Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Bung Karno Dimakamkan di Blitar?

Kompas.com - 19/07/2022, 19:30 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Soekarno lengser dari kursi presiden Indonesia pada 1966. Setelah itu, Soeharto menggantikannya sebagai presiden Indonesia.

Ketika Soeharto memimpin Indonesia, ia membatasi pergerakan Soekarno dengan menjadikannya tahanan rumah.

Hingga akhir hayatnya, Soekarno, sang proklamator, meninggal sebagai tahanan rumah dalam keadaan yang memprihatinkan.

Baca juga: Mengapa Soekarno Diasingkan Belanda dan Orde Baru?

Sebelum meninggal dunia, Bung Karno berwasiat apabila meninggal kelak, ia ingin dikuburkan di bawah pohon yang rindang.

Ketika Soekarno meninggal dunia pada 1970, wasiat tersebut tidak diindahkan oleh Soeharto.

Presiden Soeharto memerintahkan untuk memakamkan Soekarno di Blitar.

Mengapa Presiden Soeharto memakamkan Soekarno di Blitar?

Ingin dimakamkan di bawah pohon

Dalam buku "Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia" karangan Cindy Adams, Bung Karno mengatakan tidak ingin dikubur dalam kemewahan.

Bung Karno mengatakan ingin beristirahat di bawah pohon rindang, dikelilingi pemandangan indah dan berada di sebelah sungai yang memiliki air jernih.

Bapak Proklamator Indonesia itu hanya ingin keindahan negara yang dicintai dan kesederhanaan sebagaimana ia hadir.

Ia berharap dimakamkan di tempat yang dingin, pegunungan daerah Priangan yang subur, di mana Bung Karno kali pertama bertemu dengan petani bernama Marhaen.

Ada yang berpendapat bahwa tempat yang memenuhi kritetia tersebut adalah sebuah vila di Batu Tulis, Bogor.

Namun, ketika Bung Karno meninggal dunia pada 1970, wasiat tersebut tidak dipenuhi oleh Soeharto.

Baca juga: Kisah di Balik Perumusan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Soekarno dimakamkan di Blitar

Presiden Soeharto saat itu memutuskan memakamkan Bung Karno dengan acara kenegaraan di Blitar.

Dalam buku "Soeharto: Pikrian, Ucapan, dan Tindakan Saya", Soeharto menjelaskan alasannya memutuskan memakamkan Bung Karno di Blitar.

Soeharto berpendapat bahwa keinginan keluarga Bung Karno perihal lokasi pemakaman berbeda-beda.

Saat itu, Soeharto berpendapat bahwa ia memiliki pegangan yang menjadi titik berat keputusannya memakamkan Bung Karno di Blitar.

Soeharto menilai bahwa Soekarno ketika masih hidup sangat mencintai dan menyayangi ibunya.

Bung Karno sangat menghormati ibunya. Bahkan, ketika akan melakukan apa pun, ia selalu sungkem dan meminta doa restu kepadanya ibunya.

Atas dasar itu, Soeharto akhirnya memutuskan memakamkan Bung Karno di Blitar supaya dekat dengan makam ibunya.

Keputusan ini dianggap sejumlah sejarawan sebagai tindakan politis.

Soeharto sengaja tidak memakamkan Bung Karno di dekat Jakarta karena dianggap akan mengganggu stabilitas pusat pemerintahan.

Beberapa sejarawan menilai bahwa Orde Baru masih takut dengan kharisma dari Soekarno yang merupakan pemimpin besar revolusi bangsa ini, meski ia sudah mati. Itulah alasan mengapa Soekarno dimakamkan di Blitar.

Baca juga: Gusti Nurul, Putri Mangkunegaran yang Menolak Pinangan Soekarno

Referensi:

  • Adams, Cindy. (2018). Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia. Yogyakarta: Yayasan Bung Karno.
  • Dwipayana, G. K.H, Ramadhan. (1989). Soeharto: Pikrian, Ucapan, dan Tindakan Saya. Jakarta: Citra Lamtoro Gung Persada.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Peristiwa Haur Koneng 1993

Peristiwa Haur Koneng 1993

Stori
Tragedi Waduk Nipah 1993

Tragedi Waduk Nipah 1993

Stori
Bataviasche Nouvelles, Surat Kabar Pertama di Indonesia

Bataviasche Nouvelles, Surat Kabar Pertama di Indonesia

Stori
Waisak, seperti Maulid dan Isra Miraj Bersamaan

Waisak, seperti Maulid dan Isra Miraj Bersamaan

Stori
Ide-Ide Pembaruan Sultan Mahmud II

Ide-Ide Pembaruan Sultan Mahmud II

Stori
Perlawanan Kakiali terhadap VOC

Perlawanan Kakiali terhadap VOC

Stori
Jayeng Sekar, Organisasi Kepolisian Bentukan Daendels

Jayeng Sekar, Organisasi Kepolisian Bentukan Daendels

Stori
Abu Dujanah, Sahabat yang Membuat Nabi Muhammad Menangis

Abu Dujanah, Sahabat yang Membuat Nabi Muhammad Menangis

Stori
6 Peninggalan Kerajaan Ternate

6 Peninggalan Kerajaan Ternate

Stori
Alasan Umar bin Abdul Aziz Memerintahkan Pembukuan Hadis

Alasan Umar bin Abdul Aziz Memerintahkan Pembukuan Hadis

Stori
Pablo Picasso, Pelopor Karya Seni Rupa Kubisme

Pablo Picasso, Pelopor Karya Seni Rupa Kubisme

Stori
Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi Iran

Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi Iran

Stori
Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Stori
4 Pahlawan Perempuan dari Jawa Tengah

4 Pahlawan Perempuan dari Jawa Tengah

Stori
Biografi Sitor Situmorang, Sastrawan Angkatan 45

Biografi Sitor Situmorang, Sastrawan Angkatan 45

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com