Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mustafa Kemal Ataturk, Pendiri Republik Turki

Kompas.com - 29/06/2022, 10:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mustafa Kemal Ataturk adalah seorang perwira militer yang menjabat sebagai presiden pertama Turki sejak 29 Oktober 1923 hingga 10 November 1938.

Sebagai presiden pertama yang melakukan reformasi dan memodernasi Turki, ia dijuluki Bapak Pendiri Republik Turki.

Nama Ataturk merupakan pemberian dari Majelis Agung Turki, yang berarti Bapak NegaraTurki pada 24 November 1934.

Mustafa Kemal Ataturk berideologi sekularis dan nasionalis, sekaligus memiliki teori yang dikenal dengan nama Kemalisme, yaitu ideologi pendirian Republik Turki.

Pada masa kepemimpinannya, kebudayaan Barat berkembang, menggantikan hukum-hukum Islam yang ada selama Kesultanan Turki Ottoman.

Meski Turki adalah negara yang demokratis, ia dinilai kerap menjalankan kepemimpinannya secara otoriter.

Baca juga: Dampak Jatuhnya Konstantinopel ke Tangan Turki Usmani

Masa muda

Mustafa Kemal Ataturk lahir dengan nama Ali Riza oglu Mustafa, yang artinya Mustafa putra Ali Riza pada awal 1881, di Kota Salonica, wilayah Kesultanan Utsmaniyah yang kini dikenal sebagai Thessaloniki, Yunani.

Ia merupakan putra dari seorang perwira militer bernama Ali Riza Efendi yang berasal dari Kodzadzik.

Semasa kecil, Mustafa didorong oleh sang ibu untuk pergi ke sekolah agama, sesuatu hal yang sebenarnya enggan ia lakukan.

Akhirnya, ia bersekolah di sekolah swasta atas arahan sang ayah. Namun, saat usianya baru tujuh tahun, ayahnya meninggal.

Ibunya pun ingin Mustafa belajar berdagang, tetapi ia justru secara diam-diam mengikuti ujian masuk Sekolah Militer Salonica pada 1893.

Mustafa mendapat nama Kemal dari guru matematikanya, Kapten Uskuplu Mustafa Efendi, yang artinya kesempurnaan atau kedewasaan.

Baca juga: Tokoh-tokoh Pembaruan Islam di Turki

Nama tersebut diberikan kepada Mustafa karena ia dipandang sebagai seseorang yang cerdas dan dewasa.

Namun, menurut sumber lain, nama Kemal diberikan gurunya karena ingin membedakannya dengan murid lain yang bernama sama.

Tiga tahun berselang, pada 1896, Mustafa Kemal mendaftar di Sekolah Menengah Militer Monastir di Makedonia Utara.

Kemudian, pada 14 Maret 1899, Mustafa Kemal melanjutkan sekolahnya di Akademi Militer di Utsmaniyah, Turki, dan lulus pada 1902.

Karier militer

Tidak lama setelah lulus, Mustafa Kemal ditangkap polisi terkait aktivitas anti-monarki. Ia dipenjara selama beberapa bulan sebelum akhirnya dibebaskan berkat bantuan mantan direktur sekolahnya, Riza Pasha.

Setelah bebas, Mustafa Kemal ditugaskan ke Angkatan Darat Kelima yang terletak di Damaskus, Suriah, sebagai Kapten Staf di Kompi Ali Fuat dan Lutfi Mufit.

Baca juga: Mengapa Turki Mendapat Julukan The Sick Man of Europe?

Kemudian, pada 20 Juni 1907, Mustafa Kemal mendapat promosi menjadi Kapten Senior dan ditugaskan ke markas Angkatan Darat Ketiga di Manastir pada 13 Oktober 1907.

Satu tahun kemudian, pada 22 Juni 1908, Mustafa Kemal diangkat sebagai Inspektur Kereta Api Utsmaniyah di Rumelia Timur.

Pada Juli 1908, terjadi Revolusi Turki, di mana Mustafa Kemal juga berperan di dalamnya untuk memulihkan monarki konstitusional.

Kabarnya, Mustafa Kemal memang mengajukan diri untuk ikut dalam misi Revolusi Turki. Ia berusaha menekan pemberontakan dan kembali ke Konstantinopel pada Januari 1909.

Sejak 1911, Mustafa Kemal banyak terlibat dalam berbagai pertempuran, sebagai berikut:

  • Perang Italo-Turki (1911-1912)
  • Perang Balkan (1912-1913)
  • Perang Dunia I (1914-1918)
  • Genosida Ottoman (1913-1924)
  • Perang Kemerdekaan Turki (1919-1923)

Baca juga: Suleiman I, Pembawa Kejayaan Kekaisaran Turki Usmani

Menjadi presiden pertama Turki

Pendiri dan presiden pertama Republik Turki, Mustafa Kemal Ataturk.ENCYCLOPEDIA BRITANNICA Pendiri dan presiden pertama Republik Turki, Mustafa Kemal Ataturk.
Pada 1915, Mustafa Kemal berperan besar dalam membantu menghentikan Inggris dan Perancis menguasai Istanbul.

Ia kemudian dipromosikan menjadi Brigadir Jenderal. Pada Oktober 1918, Kekaisaran Ottoman menyerah kepada Sekutu.

Namun, Mustafa Kemal memilih untuk mempertahankan wilayahnya yang lebih kurang sama dengan yang dikuasai oleh Turki saat ini.

Ketika pasukan Sekutu menduduki wilayah Ottoman, kelompok revolusioner Turki menunjukkan perlawanan yang kemudian berkembang menjadi Perang Kemerdekaan Turki.

Pada masa ini, Mustafa Kemal membentuk gerakan nasional. Namun, pada Juni 1919, ia menyadari bahwa kemerdekaan Turki dalam bahaya, sehingga ia undur diri dari Angkatan Darat Utsmaniyah pada 8 Juli 1919.

Pada 4 September 1919, Mustafa Kemal mengadakan kongres di Sivas, yang menghasilkan lahirnya Pakta Nasional.

Baca juga: Revolusi Turki Muda: Penyebab, Kronologi, dan Dampak

Mustafa Kemal terus mengupayakan agar Turki bisa segera mendapatkan kemerdekaannya.

Akhirnya, pada Maret 1920, Mustafa Kemal menyerukan pemilihan nasional untuk membentuk Parlemen Turki Baru di Angora, disusul dengan dihapuskannya Kesultanan Utsmaniyah.

Pada 21 November 1922, Konferensi Lausanne dilangsungkan, di mana membahas tentang sistem pemerintahan Turki.

Pada 24 Juli 1923, Perjanjian Lausanne ditandatangani oleh Majelis Nasional Besar (GNA), menandakan bahwa pemerintahan Turki sudah resmi berdiri.

Proklamasi kemerdekaan Turki digelorakan pada 29 Oktober 1923, bersamaan dengan diangkatnya Mustafa Kemal sebagai presiden pertama di Turki.

Sebagai presiden, Mustafa Kemal memulai program revolusioner di bidang sosial dan reformasi politik untuk memodernisasi Turki.

Beberapa kebijakannya termasuk emansipasi untuk perempuan dan penghapusan institusi Islam, serta pengenalan hukum dan budaya Barat.

Pada 1935, Mustafa Kemal mendapat nama Ataturk di belakang namanya yang berarti "Bapak Negara Turki".

Baca juga: Sejarah Berdirinya Turki Usmani

Wafat

Rakyat Turki berkumpul di Anitkabir, musoleum Mustafa Kemal Ataturk, di Ankara, Sabtu (10/11/2018), memperingati 80 tahun wafatnya sang pendiri Republik Turki itu.AFP/ADEM ALTAN Rakyat Turki berkumpul di Anitkabir, musoleum Mustafa Kemal Ataturk, di Ankara, Sabtu (10/11/2018), memperingati 80 tahun wafatnya sang pendiri Republik Turki itu.
Meski diakui sebagai Bapak Pendiri Republik Turki, Mustafa Kemal Ataturk juga disebut sebagai tokoh kontroversial karena memimpin secara diktator.

Sepanjang hidup, Ataturk juga dikenal sebagai peminum dan perokok berat, yang membuat kesehatanya menurun.

Awal 1938, saat sedang dalam perjalanan menuju Yalova, Ataturk diketahui menderita sebuah penyakit serius.

Ia dibawa ke Istanbul untuk menjalani perawatan medis dan didiagnosis menderita sirosis.

Selama di Istanbul, ia masih berusaha untuk menjalani kehidupan seperti biasa. Akan tetapi, pada akhirnya Mustafa Kemal Ataturk meninggal pada 10 November 1938.

Awalnya, jenazah Ataturk dikebumikan di Museum Etnografi Ankara.

Namun, pada 10 November 1953, makam Mustafa Kemal Ataturk dipindahkan ke dalam sarkofagus seberat 42 ton ke Mauseoleum yang menghadap ke Ankara, Anitkabir.

 

Referensi:

  • Dural, A. (2007). His Story: Mustafa Kemal and Turkish Revolution. Bloomington: iUniverse.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com