Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Menteng: Latar Belakang, Kronologi, dan Dampak

Kompas.com - 12/06/2022, 08:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

Muntinghe berdalih bahwa penjajahan merupakan bagian dari bentuk inventarisasi wilayah, padahal untuk menguji kesetiaan Sultan Badaruddin II.

Suatu hari, di daerah Muara Rawas, Muntinghe dan pasukannya secara tiba-tiba diserang oleh para pengikut Sultan Badaruddin II.

Sekembalinya dari Muara Rawas, Muntinghe memaksa Kesultanan Palembang menyerahkan putra mahkota sebagai jaminan supaya Kesultanan Palembang selalu setiap terhadap Belanda.

Baca juga: Mengapa Belanda Ingin Menguasai Kesultanan Palembang?

Mengetahui hal itu, Sultan Badaruddin II semakin kesal, terutama setelah ada seorang ulama yang ditembak mati Belanda tanpa alasan yang jelas.

Hal itulah yang menjadi penyebab Perang Menteng pada 12 Juni 1819.

Kronologi

Pada 12 Juni 1819, pertempuran pun pecah, di mana sekitar 200 prajurit Belanda dikirim untuk menyerang pertahanan Kesultanan Palembang di Kuto Besak.

Pertempuran terus berlanjut sampai hari esok, tetapi pertahanan Palembang masih sulit ditembus, sampai akhirnya Muntinghe kembali ke Batavia dengan kekalahan.

Belanda merasa tidak terima dengan kekalahan ini, sehingga Muntinghe berdiskusi dengan Gubernur Jenderal Hindia Belanda Van der Capellen.

Hasilnya adalah Belanda akan melakukan serangan balik dengan kekuatan berlipat ganda.

Baca juga: Kesultanan Palembang: Sejarah, Pendiri, Raja-Raja, dan Peninggalan

Belanda mengirim sebanyak 2.000 pasukan dan puluhan kapal tempur dengan tujuan meluluhlantakkan Kesultanan Palembang.

Di saat yang sama, Sultan Badaruddin II juga sudah bersiap apabila ada serangan balik dari pihak Belanda.

Persiapan yang dilakukan adalah restrukturisasi pemerintahan dan membangun perbentengan di antara Pulau Kembaro dan Plaju, yang menjadi jalur masuk ke Kota Palembang.

Sultan juga memerintahkan pasukannya untuk membuat pancang-pancang kayu yang berfungsi untuk menahan kapal-kapal Belanda.

Pada 21 Oktober 1819, pertempuran kedua terjadi di Sungai Musi, yang kembali berakhir dengan kekalahan Belanda.

Belanda, yang dipimpin oleh Wolterbeck, memutuskan untuk mundur ke Batavia, tetapi kembali ke Palembang pada 9 Mei 1821 di bawah pimpinan Mayjend de Kock.

Baca juga: Pertempuran Palembang 1942: Latar Belakang, Kronologi, dan Akhir

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com