KOMPAS.com - Manusia purba adalah manusia yang hidup pada zaman praaksara atau sebelum tulisan ditemukan.
Diperkirakan, manusia purba sudah muncul sejak 4 juta tahun lalu. Banyak sejarawan yang berhasil menemukan fosil-fosil manusia purba di Indonesia.
Salah satunya adalah tokoh asal Belanda bernama Eugene Dubois, penemu Pithecanthropus Erectus.
Selain Pithecanthropus Erectus, ada beberapa manusia purba lainnya yang ditemukan di Indonesia.
Jumlah manusia purba di Indonesia dapat dibagi ke dalam tiga jenis.
Berikut ini tiga jenis manusia purba di Indonesia.
Baca juga: Perbedaan Manusia Purba dan Manusia Modern
Meganthropus adalah manusia purba yang ditemukan oleh Gustav Heinrich Ralph von Koeningswald di Sangiran pada 1941.
Fosil ini dinamakan "mega" karena ukurannya yang paling besar dibandingkan fosil-fosil lainnya.
Fosil Meganthropus dipercaya sudah ada sejak zaman Pleistosen Awal atau sekitar 1-2 juta tahun lalu, sehingga Meganthropus dianggap sebagai manusia purba tertua.
Manusia purba yang termasuk dalam jenis Meganthropus adalah Meganthropus Paleojavanicus, yang berarti manusia besar tertua asal Jawa.
Diperkirakan, Meganthropus Paleojavanicus sudah ada di Indonesia sejak 1,9 juta tahun lalu, bermukim di Pulau Jawa.
Von Koenigswald menemukan Meganthropus Paleojavanicus di Desa Sangiran, lembah Bengawan Solo.
Fosil yang ditemukan berupa fragmen rahang bawah sebelah kanan, rahang atas sebelah kiri, dan gigi lepas.
Baca juga: Meganthropus Paleojavanicus: Penemuan, Kehidupan, dan Ciri-ciri
Fosil Meganthropus Paleojavanicus dianggap sebagai fosil manusia terbesar dan tertua di Indonesia karena ukurannya yang menyerupai raksasa.
Meganthropus Paleojavanicus diperkirakan hidup pada zaman Pleistosen awal dengan gaya hidup nomaden atau berpindah-pindah.
Meganthropus Paleojavanicus juga mencari makan lewat berburu dan meramu.
Ciri-ciri Meganthropus Paleojavanicus adalah sebagai berikut.
Baca juga: Von Koenigswald, Penemu Fosil Meganthropus Paleojavanicus di Sangiran
Fosil Pithecanthropus yang pertama kali ditemukan di Indonesia adalah Pithecanthropus Erectus.
Pithecanthropus Erectus ditemukan oleh Eugene Dubois di Trinil, Jawa Timur, pada 1890.
Selain Pithecanthropus Erectus, ada juga Pithecanthropus Mojokertensis dan Pithecanthropus Soloensis, yang ditemukan di Indonesia.
Diperkirakan usia fosil Pithecanthropus antara 30.000 sampai 2 juta tahun lalu. Mereka mencari makan sudah menggunakan alat, meskipun masih sangat sederhana, yaitu batu atau kayu.
Beberapa contoh alat yang digunakan Pithecanthropus adalah kapak genggam, kapak perimbas, kapak penetak, pahat, genggam, dan alat-alat serpih.
Berikut ini manusia purba Pithecanthropus yang ditemukan di Indonesia.
Baca juga: Mengapa Pithecanthropus Erectus Disebut The Missing Link?
Jenis | Penemu | Ciri-ciri |
Pithecanthropus Mojokertensis | von Koeningswald (1936) |
|
Pithecanthropus Erectus | Eugene Dubois (1890) |
|
Pithecanthropus Soloensis | von Koeningswald dan Openorth (1931-1933) |
|
Baca juga: Pithecanthropus Soloensis: Penemu dan Ciri-ciri
Homo adalah jenis manusia purba yang terbilang paling muda dibanding jenis lainnya.
Berdasarkan usia lapisan tanahnya, fosil Homo diperkirakan hidup antara 25.000 hingga 40.000 tahun lalu.
Ada tiga jenis fosil Homo yang ditemukan di Indonesia, sebagai berikut.
Jenis | Penemu | Ciri-ciri |
Homo Soloensis | von Koeningswald dan Weidenrich pada 1931-1934 di Bengawan Solo, Jawa Tengah. |
|
Homo Wajakensis |
BD van Rietschoten paada 1888-1889 di Wajak, Jawa Timur. |
|
Homo Floresiensis | Peter Brown dan Mike J Morwood pada September 2003. |
|
Referensi: