KOMPAS.com - Pithecanthropus Erectus atau disebut Manusia Jawa adalah fosil manusia purba yang ditemukan oleh Eugene Dubois pada 1890 di Trinil, Jawa Timur.
Sewaktu ditemukan, fosil ini sudah berusia sekitar 700.000 hingga satu juta tahun.
Pithecanthropus Erectus menjadi fosil manusia purba yang paling awal ditemukan dan paling terkenal di Indonesia.
Oleh Eugene Dubois, fosil temuannya ini disebut sebagai The Missing Link.
Lantas, apa yang dimaksud dengan The Missing Link dan mengapa Pithecanthropus Erectus mendapat sebutan The Missing Link?
Baca juga: Eugene Dubois, Penemu Pithecanthropus Erectus
Secara bahasa, The Missing Link berarti mata rantai yang hilang.
The Missing Link adalah istilah non-ilmiah yang digunakan untuk menyebut ketiadaan bukti-bukti fisik berupa fosil makhluk hidup di bumi dalam sebuah proses evolusi.
Munculnya istilah The Missing Link berawal dari Charles Darwin, yang menyebutkan bahwa manusia berevolusi dari kera.
Akan tetapi, teori ini tidak sepenuhnya terjawab, karena belum ada penemuan fosil makhluk setengah kera dan setengah manusia.
Istilah The Missing Link juga tidak begitu disukai oleh para antropolog karena menyiratkan bahwa proses evolusi adalah fenomena linier yang berurutan dalam sebuah rantai.
Sebaliknya, para ahli lebih menyukai ketiadaan konotasi evolusi linier, karena evolusi adalah proses percabangan.
Baca juga: Pithecanthropus Erectus: Penemuan, Ciri-ciri, dan Kontroversi
The Missing Link mengacu pada fosil manusia purba yang ditemukan oleh Eugene Dubois, yaitu Pithecanthropus Erectus
Alasan Pithecanthropus Erectus disebut The Missing Link, karena fosil ini dianggap sebagai mata rantai yang hilang antara perkembangan kera dan manusia.
Dubois bersama timnya memusatkan pencarian di Trinil. Hasilnya, pada 1891, ditemukan fosil Pithecanthropus Erectus yang dianggap sebagai The Missing Link.
Dubois mempercayai bahwa Pithecanthropus Erectus adalah The Missing Link, karena bentuknya yang bukan kera atau manusia, melainkan perpaduan keduanya.