KOMPAS.com - Homo Rhodesiensis adalah nama spesies yang diusulkan oleh Arthur Smith Woodward untuk mengklasifikasikan fosil dari Zaman Mesolithikum yang ditemukan di sebuah gua di Broken Hill atau Kabwe, Rhodesia Utara (sekarang Zambia).
Penelitian pada 2020 menunjukkan bahwa fosil tengkorak yang ditemukan pertama kali berumur 324.000 hingga 274.000 tahun lalu.
Para ahli menyimpulkan bahwa Homo Rhodesiensis merupakan nenek moyang bangsa Afrika dari ras Negroid.
Baca juga: Siapa Pelopor Penelitian Manusia Purba di Afrika?
Fosil Homo Rhodesiensis pertama kali ditemukan oleh Tom Zwiglaar, seorang petambang asal Swiss yang melakukan pekerjaannya di Gua Broken Hill, Rhodesia, Zimbabwe.
Fosil manusia purba yang ditemukan pada 17 Juni 1921 ini pada awalnya memiliki julukan Tengkorak Broken Hill, karena saat ditemukan tengkoraknya dalam keadaan utuh.
Penemuan fosil oleh Tom Zwiglaar ini diidentifikasi oleh Arthur Smith Woodward sebagai Homo Rhodesiensis.
Para ahli berpendapat bahwa Homo Rhodesiensis merupakan manusia purba yang berasal dari zaman Pleistosen, sekitar 300.000 hingga 125.000 tahun lalu.
Ada pula yang menggap manusia purba ini sebagai sinonim dari Homo Heidelbergensis, atau mungkin subspesies Afrika dari Homo heidelbergensis, yang tersebar di Afrika dan Eurasia.
Baca juga: Homo Habilis, Manusia Tangkas dari Afrika
Berikut ini beberapa ciri fisik Homo Rhodesiensis.
Baca juga: Perbedaan Homo Ergaster dan Homo Erectus
Homo Rhodesiensis diperkirakan hidup pada masa Pleistosen dengan menempati gua-gua secara semi nomaden.
Mereka mengumpulkan makanan dengan cara berburu hewan dan daging serta mencari buah-buahan.
Selain itu, seperti manusia purba lainnya, Homo Rhodesiensis cenderung hidup di dekat sungai atau sumber mata air, karena ketergantungan mereka terhadap air.
Referensi: