Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baitul Hikmah, Simbol Kemajuan Ilmu Pengetahuan Era Keemasan Islam

Kompas.com - 10/03/2022, 15:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Baitul Hikmah atau Rumah Kebijaksanaan adalah pusat penelitian dan ilmu pengetahuan yang didirikan oleh pemerintahan Dinasti Abbasiyah.

Meski kerap disebut sebagai Perpustakaan Baitul Hikmah atau Perpustakaan Besar Bagdad, tetapi fungsinya sangat banyak.

Pasalnya, Baitul Hikmah digunakan sebagai perpustakaan, pusat penerjemahan teks-teks kuno dari Yunani, dan pusat keilmuan pada masa kejayaan Islam.

Baitul Hikmah didirikan pada masa pemerintahan Khalifah Harun Ar-Rasyid, yang memegang tampuk kekuasaan Bani Abbasiyah antara 786-809.

Dari sinilah muncul ilmuwan-ilmuwan Islam era Abbasiyah yang terkenal, seperti Al-Kindi, Al-Farabi, Al-Ghazali, Al-Khawarizmi, dan Al-Battani.

Baca juga: Ahli Tafsir pada Masa Dinasti Abbasiyah

Sejarah Baitul Hikmah

Perkembangan Islam di masa-masa awal, yaitu pada masa Bani Abbasiyah ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan yang ditandai dengan dibangunnya perpustakaan terbesar yang bernama Baitul Hikmah.

Pembangunan Baitul Hikmah merupakan misi panjang Dinasti Umayyah di bidang ilmu pengetahuan yang diteruskan oleh Dinasti Abbasiyah.

Sejak era pemerintahan Muawiyah I (661-680), Dinasti Umayyah telah melakukan pengumpulan teks-teks kuno untuk diterjemahkan.

Muawiyah I kemudian mendirikan perpustakaan di Damaskus, Suriah, yang menjadi pusat ilmu pengetahuan dan pusat penerjemahan era Dinasti Umayyah.

Setelah Dinasti Umayyah runtuh pada 750 dan digantikan oleh Dinasti Abbasiyah, pada 762, Khalifah Al-Mansur membangun Kota Bagdad di Irak.

Di Bagdad, Khalifah Al-Mansur melakukan kegiatan penerjemahan teks-teks kuno untuk diaplikasikan di Abbasiyah, seperti yang dilakukan era Dinasti Umayyah.

Baca juga: Masjid-masjid yang Dibangun pada Masa Dinasti Abbasiyah

Kegiatan penerjemahan ini dilakukan dengan mengundang cendekiawan dan ilmuwan dari berbagai wilayah di dunia.

Gerakan penerjemahan ini lebih digalakkan pada masa pemerintahan Khalifah Harun Ar-Rasyid (786-809), yang kemudian membangun Baitul Hikmah sebagai pusatnya.

Di Baitul Hikmah banyak kegiatan penerjemahan teks kuno dari bahasa Yunani, China, serta Sanskerta, ke bahasa Arab dan beberapa bahasa lainnya.

Terjemahan itu meliputi berbagai bidang keilmuan, mulai dari matematika, fisika, biologi, astronomi, hingga sastra.

Baca juga: 10 Tokoh Ilmuwan Muslim dan Keahliannya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com