Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa Pelopor Penelitian Manusia Purba di Afrika?

Kompas.com - 14/02/2022, 15:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Afrika merupakan sebuah wilayah yang begitu penting bagi perkembangan studi paleoantropologi.

Hal ini karena Afrika banyak ditemukan manusia purba jenis hominid atau kera besar, yang oleh para ahli dianggap cikal bakal manusia masa kini.

Para ahli menganggap bahwa manusia purba yang muncul dan berkembang di Afrika, kemudian baru menyebar ke seluruh penjuru dunia dan membuat peradabannya.

Hal itu diungkapkan oleh para ahli dalam sebuah teori yang dikenal dengan Teori Out of Africa.

Fakta ini kemudian memunculkan pertanyaan, siapa sebenarnya pelopor penelitian manusia purba di Afrika?

Baca juga: Mengapa Manusia Purba Tertua Banyak Ditemukan di Afrika?

Raymond Dart

Pelopor penelitian manusia purba di Afrika adalah Raymond Dart, yaitu seorang ahli anatomi dan antropolog asal Australia.

Peneliti yang lahir di Queensland, Australia, pada 1893 ini kemudian terkenal berkat penemuannya fosil pertama di Afrika pada 1924.

Sebelum menjadi seorang peneliti manusia purba di Afrika, Dart belajar di Toowong State School, Blenheim State School, hingga mendapatkan beasiswa di Ipswich Grammar School dari 1906 hingga 1909.

Setelah itu, pada 1911, ia belajar Geologi di Universitas Queensland di bawah bimbingan HC Richards dan lulus pada 1914.

Setelah itu, Dart belajar kedokteran di Universitas Sydney hingga lulus pada 1917 dan kemudian bekerja sebagai petugas medis selama Perang Dunia I.

Baca juga: Davidson Black, Pelopor Penelitian Jenis Manusia Purba di Asia

Setelah bertugas di militer, Dart kemudian bekerja di Universitas Witwatersrand, Johannesburg, Afrika Selatan.

Dari sinilah, ia kemudian menjadi orang yang memelopori penelitian manusia purba di Afrika.

Pada 1924, Dart menemukan fosil Australopithecus Africanus pertama, yang dianggap berkerabat dekat dengan manusia.

Rekannya, Profesor Robert Burns Young dari Buxton Limeworks, mengiriminya dua peti fosil dari kota kecil Taung di Provinsi Barat Laut Afrika Selatan.

Setelah melihat fosil tersebut, Dart langsung mengenalinya sebagai manusia purba karena dimensi otaknya terlalu besar untuk seekor babon atau simpanse.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com