Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Perjanjian Saragosa

Kompas.com - 23/04/2022, 14:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Perjanjian Saragosa adalah kesepakatan yang dibuat pada 1529 untuk menyelesaikan perselisihan antara dua kekuatan besar Eropa, yaitu Portugis dan Spanyol.

Pada abad ke-16, Portugis dan Spanyol adalah pelopor penjelajahan samudra yang kerap berselisih karena masalah penguasaan rempah-rempah di dunia timur.

Perjanjian Saragosa dibuat pada 22 April 1529, yang berisi garis demakrasi sekitar 952 mil dari Maluku.

Isi Perjanjian Saragosa terdiri atas dua poin utama, yaitu:

  • Bumi terbagi menjadi dua kekuasaan, yaitu Spanyol dan Portugis.
  • Wilayah Spanyol membentang dari Meksiko ke barat hingga Kepulauan Filipina, sementara wilayah Portugis membentang dari Brasil ke timur hingga Kepulauan Maluku. Daerah di sebelah barat garis Saragosa berada di bawah kendali Portugis.

Perjanjian Saragosa memberikan dampak bagi dunia dan Nusantara.

Lantas, apa saja dampak Perjanjian Saragosa?

Baca juga: Perjanjian Saragosa, Ketika Portugis dan Spanyol Berebut Maluku

Spanyol meninggalkan Maluku

Pada 1521, Spanyol diketahui sampai di Maluku, setelah sebelumnya singgah di Filipina.

Namun, jauh sebelum Spanyol datang, Maluku sudah lebih dulu ditemukan oleh Portugis pada 1512.

Portugis pun menjalin hubungan baik dengan Kerajaan Ternate hingga diizinkan membangun benteng di sana.

Datangnya Spanyol ke Maluku dianggap sebagai ancaman bagi Portugis, yang sedang memonopoli perdagangan rempah di sana.

Akibatnya, Portugis dan Spanyol saling bersaing untuk menduduki Maluku, yang dikenal sebagai pusat rempah-rempah.

Selama hampir satu dekade, Spanyol dan Portugis terus berperang. Spanyol bekerja sama dengan Kerajaan Tidore, sementara Portugis bersama dengan Kerajaan Ternate.

Baca juga: Perlawanan Rakyat Ternate terhadap Spanyol

Untuk menyelesaikan masalah ini, Spanyol dan Portugis pun bertemu di Saragosa, Spanyol, pada 22 April 1529.

Keduanya sepakat untuk berdamai lewat Perjanjian Saragosa. Perjanjian ini menetapkan wilayah Spanyol dan Portugis di Asia, khususnya menyelesaikan masalah Maluku, yang tidak tercantum dengan jelas di Perjanjian Tordesillas.

Sebelumnya, pada 1494, Spanyol dan Portugis telah menyepakati Perjanjian Todesillas, yang telah membagi dunia menjadi dua kekuasaan dua negara ini.

Namun, di Perjanjian Tordesillas, tidak ada garis bujur yang disepakati di Timur, yang mengakibatkan Portugis dan Spanyol berebut wilayah Maluku.

Dampak dari Perjanjian Saragosa adalah Spanyol harus meninggalkan Maluku dan fokus berkegiatan di Filipina.

Baca juga: Perlawanan Maluku terhadap Portugis

Portugis tetap berdagang di Maluku

Dampak perjanjian Saragosa selanjutnya adalah wilayah Portugis membentang dari Brasil ke timur hingga Kepulauan Maluku. Daerah di sebelah barat garis Saragosa juga berada di bawah kendali Portugis.

Karena Portugis lebih dulu menemukan Maluku sebelum Spanyol, maka Portugis diizinkan untuk tetap melakukan aktivitas perdagangannya di sana.

Pada akhirnya, Spanyol pergi meninggalkan Maluku dan Portugis bisa kembali memonopoli perdagangan di sana.

Baca juga: Dampak Perlawanan Maluku terhadap Portugis

Perselisihan Spanyol dan Portugis berlanjut

Lewat Perjanjian Saragosa, diharapkan permasalahan antara Spanyol dan Portugis dapat berakhir.

Akan tetapi, pada kenyataannya tidak demikian. Spanyol tidak sepenuhnya rela dan setuju jika harus pergi meninggalkan Maluku.

Untuk merebut kembali Maluku, Spanyol meminta agar Portugis membayar kompensasi kepada Kaisar Charles V sebanyak 350 ribu dukat atau setara 100 kilogram emas murni.

Setelah dibayar, Spanyol kembali melanggar janjinya. Mereka kembali ke Maluku tanpa sepengetahuan Portugis.

Tujuannya adalah untuk mencuri rempah-rempah dan mencoba untuk merebut kekuasaan di Maluku.

Akan tetapi, pada akhirnya Portugis dan Spanyol berhasil diusir dari Maluku oleh rakyat Indonesia.

Baca juga: Perjanjian Tordesillas, Ketika Spanyol dan Portugis Membagi Dunia

Kemudian, meski Filipina tidak disebutkan dalam Perjanjian Saragosa, Spanyol secara implisit melepaskan klaimnya karena letaknya jauh di sebelah barat garis.

Namun demikian, pada 1542, Raja Charles V berniat menjajah Filipina, dengan asumsi bahwa Portugal tidak akan memprotes terlalu keras karena kepulauan ini tidak memiliki rempah-rempah.

Meskipun ia gagal, Raja Philip II berhasil melakukannya pada 1565, dengan mendirikan pos perdagangan Spanyol awal di Manila.

Seperti yang diharapkan ayahnya, hanya ada sedikit perlawanan dari Portugis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com