Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Perlawanan Maluku terhadap Portugis

Kompas.com - 23/11/2021, 11:00 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perlawanan rakyat Maluku tehadap Portugis tercatat sebagai salah satu perjuangan paling awal di Nusantara dalam menentang kekuasaan bangsa Barat.

Sejak menginjakkan kaki untuk pertama kalinya di Kepulauan Maluku pada 1512, Portugis terus berusaha menanamkan kekuasaannya.

Rakyat Maluku dari berbagai wilayah pun tidak mau tinggal diam dan mulai mengobarkan pemberontakan.

Terdapat beberapa masalah penting yang melatarbelakangi perlawanan rakyat Maluku yang akhirnya meluas menjadi peperangan terbuka.

Mulai dari persaingan dalam penyebaran agama, praktik monopoli perdagangan rempah-rempah, campur tangan Portugis dalam urusan kerajaan, hingga pembunuhan Sultan Khairun dari Ternate yang dilakukan secara licik.

Perlawanan yang dilakukan oleh rakyat Maluku dari Ternate, Tidore, dan Ambon tentunya tidak luput dari berbagai akibat yang menyertai sesudahnya.

Berikut ini dampak perlawanan Maluku terhadap Portugis.

Baca juga: Latar Belakang Perlawanan Maluku terhadap Portugis

Portugis menyingkir ke Pulau Timor

Setelah berjalan selama beberapa dekade, peperangan melawan Portugis di Maluku berhasil dimenangkan oleh penduduk pribumi yang dipimpin oleh penguasa setempat.

Pada 28 Desember 1577, perjuangan rakyat Ternate yang dipimpin oleh Sultan Baabullah berhasil mengusir Portugis dari negerinya.

Karena sebagian besar kekuatannya telah lumpuh, bangsa Portugis kemudian pindah ke pulau lain hingga sampai di Maluku Tengah.

Portugis kemudian berusaha memusatkan kekuatan dan kekuasaannya di Ambon. Namun, di wilayah ini mereka kembali menghadapi perlawanan yang tidak kalah sengit dari rakyat Maluku Tengah.

Pada 1605, Portugis resmi meninggalkan seluruh daerah Maluku dan terpaksa menyingkir ke Pulau Timor.

Baca juga: Kedatangan Portugis di Ternate

Masuknya pengaruh bangsa Belanda

Melemahnya kedudukan Portugis di Maluku membuka jalan bagi bangsa lain untuk menanamkan kekuasaannya.

Pasalnya, Maluku yang dikenal sebagai daerah penghasil rempah-rempah memang telah menjadi incaran beberapa bangsa Eropa, tidak terkecuali Belanda.

Bangsa Belanda mulai muncul di perairan Maluku pada 1605, ketika Steven van der Hagen merebut benteng Portugis di Amboina.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com