Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sultan Baabullah: Masa Pemerintahan dan Perjuangan Mengusir Portugis

Kompas.com - 14/06/2021, 21:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sultan Baabullah adalah sultan ke-7 dan penguasa ke-24 Kesultanan Ternate di Maluku Utara. 

Ia memerintah pada periode 1570 sampai 1538. 

Baabullah memimpin kerajaan di Ternate. Ia dianggap sebagai sultan teragug dalam sejarah Ternate dan Maluku karena berhasil mengusir penjajah Portugis dari Ternate. 

Sultan Baabullah juga terkenal dengan gelarnya sebagai Penguasa 72 Pulau. 

Baca juga: Karel Sadsuitubun (KS Tubun): Peran, Kiprah, dan Pembunuhannya

Kehidupan

Sultan Baabullah lahir pada 10 Februari 1528. Ia merupakan putra tertua dari Sultan Khairun Jamil dan Boki Tanjung. 

Sejak kecil, Baabullah sudah diberi pendidikan soal keagamaan oleh sang ayah. Ia diajari untuk berdakwah kepada masyarakat. 

Ia sudah menemani ayahnya ke mana-mana, termasuk saat Sultan Khairun diasingkan untuk sementara ke Goa pada 1545 sampai 1546. 

Beranjak dewasa, Baabullah membantu sang ayah menjalankan pemerintahan kesultanan. 

Ia ikut menandatangani surat perjanjian vasalisasi Ternate kepada Portugis pada 1560, surat tertua Indonesia dengan stempel kesultanan yang masih bertahan. 

Baca juga: Agustinus Adisucipto: Pendidikan, Perjuangan, Kiprah, dan Akhir Hidup

Masa Pemerintahan

Ternate menjadi pusat utama perdagangan cengkeh yang memiliki ketergantungan erat pada Portugis sejak mendirikan benteng di sana pada 1522.

Awalnya, Ternate menganggap bahwa Portugis memegang kuasa atas bandar persinggahan di Melaka, serta memiliki senjata yang lebih unggul. 

Namun, setelah beberapa waktu, perilaku para serdadu Portugis tidak disukai oleh masyarakat.

Konflik antara Ternate dan Portugis pun pecah pada 1560-an. 

Saat itu kaum Muslim di Ambon meminta bantuan dari sultan untuk mencegah orang-orang Eropa yang mencoba mengkristenkan daerah tersebut. 

Pada 1563, Sultan Khairun mengirim sebuah armada untuk mengepung Desa Kristen Nusaniwi. Namun, usaha pengepungan ini gagal setelah tiga kapal Portugis datang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com