Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Monopoli Perdagangan Rempah-rempah di Maluku

Kompas.com - 04/10/2021, 11:00 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejak zaman dulu, Kepulauan Maluku mendapat julukan The Spicy Island karena kekayaan rempah-rempanya.

Rempah-rempah yang dimiliki Maluku inilah yang kemudian menjadi daya tarik utama saat bangsa Eropa berhasil mencapai Nusantara.

Bahkan dalam perkembangannya, bangsa Eropa, khususnya Portugis dan Belanda, berhasil memperdaya para penguasa lokal dan memonopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku.

Monopoli perdagangan oleh Portugis

Bangsa Portugis adalah bangsa Eropa pertama yang berhasil mencapai Kepulauan Nusantara dan berhasil sampai di Maluku pada tahun 1512.

Kala itu, armada yang dipimpin oleh Antonio de Abreu dikirim oleh Alfonso de Albuquerque untuk membangun monopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku.

Pada awalnya, kedatangan Portugis di Maluku, tepatnya di Ternate, mendapatkan sambutan yang baik dari Sultan Bayanullah (1500-1521).

Sultan Ternate itu berjanji akan menyediakan cengkeh bagi Portugis setiap tahun dengan syarat dibangunnya sebuah benteng di Pulau Ternate.

Pihak Ternate kemudian mengizinkan bangsa Portugis untuk mendirikan benteng pertamanya di Pulau Ternate yang dinamai Benteng Sao Paulo atau Benteng Gamalama, yang pembangunannya selesai pada 1522.

Sejak 1522, terjalin suatu hubungan dagang, khususnya cengkih, antara Portugis dan Ternate.

Namun, dalam perkembangannya, timbul konflik di antara kedua belah pihak karena Portugis senantiasa ingin mendominasi Ternate.

Kebijakan kolonial Portugis yang memicu perlawanan lokal adalah monopoli perdagangan rempah-rempah.

Konflik yang sering terjadi antara Portugis dan Sultan Ternate pun akhirnya meluas menjadi peperangan besar.

Barulah pada masa pemerintahan Sultan Baabullah (1570-1584), hak monopoli Portugis berhasil dihapus dari Maluku.

Baca juga: Mengapa Maluku Dijuluki The Spicy Island?

Monopoli perdagangan VOC

Kesamaan kebijakan Portugis dan Belanda dalam bidang ekonomi di Nusantara adalah sama-sama menerapkan sistem monopoli perdagangan.

Keberhasilan Sultan Baabullah mengusir Portugis pun membuka jalan bagi VOC untuk menerapkan monopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com