Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teknik Peleburan pada Masa Praaksara

Kompas.com - 11/04/2022, 11:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Berdasarkan sudut pandang arkeologi, zaman praaksara dibagi menjadi Zaman Batu dan Zaman Logam.

Pada Zaman Logam, manusia praaksara sudah bisa membuat peralatan dari logam, tidak hanya dari batu saja.

Selain itu, teknik peleburan sudah dikenal oleh masyarakat praaksara pada Masa Perundagian atau Zaman Logam.

Manusia praaksara saat itu mengenal teknik melebur logam dan mencetaknya menjadi suatu peralatan.

Lalu bagaimana teknik manusia dalam melebur logam atau mengolahnya?

Baca juga: Zaman Logam: Pembagian dan Peninggalan

Teknik A Cire Perdue

Teknik A Cire Perdue merupakan cara pengolahan logam dengan cetakan dari lilin yang dibungkus tanah liat.

Langkah pertama dalam teknik ini adalah membuat model barangnya dengan memanfaatkan lilin.

Setelah itu, lilin akan dilapisi dengan tanah liat untuk membuat cetakannya.

Tanah liat yang telah dilubangi pada sisi atasnya lalu dibakar supaya keras. Fungsi lubang tersebut adalah sebagai jalan keluar dari lilin yang mencair dalam proses pembakaran.

Setelah cetakan jadi, logam yang telah dicairkan kemudian dimasukkan ke dalam cetakan dan didiamkan hingga mengeras.

Untuk mengambil peralatan logam yang telah selesai dicetak, cetakan akan dipecah atau dihancurkan.

Baca juga: Perbedaan Teknik Bivalve dan A Cire Perdue

Teknik Bivalve

Teknik Bivalve atau disebut dengan setangkup adalah teknik cetak logam dengan cetakan dari batu.

Batu yang berfungsi sebagai cetakan akan direkatkan menggunakan tali pada kedua sisinya.

Setelah direkatkan, lelehan dari perunggu atau jenis logam lainnya dimasukkan ke dalam cetakan melalui lubang yang ada di bagian atas cetakan.

Teknik Bivalve ini memiliki kelebihan, yakni alat cetakannya bisa digunakan secara berulang-ulang.

 

Referensi:

  • Widianto, Harry. 2016. Jejak Austronesia Di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com