Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbedaan Teknik Bivalve dan A Cire Perdue

Kompas.com - 09/12/2021, 13:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pada zaman Logam, manusia prasejarah sudah mampu membuat peralatan sehari-hari dari logam.

Bahan-bahan logam diolah dan dibentuk menjadi beraneka ragam peralatan yang digunakan untuk berburu maupun bercocok tanam.

Hal itu membuktikan bahwa manusia purba telah mengenal teknik peleburan logam. Pada periode ini, masyarakatnya mengenal dua teknik pengolahan logam, yaitu Bivalve dan A Cire Perdue.

Lalu, apa yang dimaksud dengan Bivalve dan A Cire Perdue, serta apa perbedaan kedua teknik cetak tersebut?

Baca juga: Corak Kehidupan Manusia Zaman Prasejarah

Teknik Bivalve

Teknik Bivalve atau setangkup adalah teknik cetak logam menggunakan cetakan yang terbuat dari batu.

Adapun batu tersebut direkatkan atau diikat dengan menggunakan tali pada kedua sisinya.

Setelah direkatkan dan diikat, lelehan dari perunggu atau jenis logam lainnya dimasukkan ke dalam cetakan melalui lubang yang ada di bagian atas cetakan.

Kelebihan teknik Bivalve adalah bisa dikerjakan berulang-ulang, karena cetakannya yang terbuat dari batu dapat digunakan berkali-kali.

Oleh karena itu, teknik ini sangat cocok untuk pengadaan barang atau benda secara massal.

Adapun barang yang dihasilkan melalui teknik ini biasanya adalah kapak corong dan mata panah.

Baca juga: Zaman Logam: Pembagian dan Peninggalan

Teknik A Cire Perdue

Teknik Cire Perdue adalah cara pengolahan logam menggunakan cetakan yang terbuat dari lilin yang dibungkus tanah liat.

Langkah pertama teknik ini adalah membuat model barangnya dengan memanfaatkan lilin. Setelah itu, lilin akan dilapisi dengan tanah liat untuk membuat cetakannya.

Tanah liat yang telah dilubangi pada sisi atasnya lalu dibakar supaya keras. Fungsi lubang tersebut adalah sebagai jalan keluar dari lilin yang mencair dalam proses pembakaran.

Setelah cetakan jadi, logam yang telah dicairkan kemudian dimasukkan ke dalam cetakan dan didiamkan hingga mengeras.

Untuk mengambil peralatan logam yang telah selesai dicetak, cetakan akan dipecah atau dihancurkan.

Inilah yang menjadi kekurangan A Cire Perdue, yakni merupakan teknik sekali pakai. Apabila ingin membuat peralatan lagi, maka harus membuat cetakan baru terlebih dahulu.

Barang yang dihasilkan dari teknik mencetak A Cire Perdue biasanya berupa kapak belah, kapak lonjong, dan kapak persegi.

 

Referensi:

  • Widianto, Harry. 2016. Jejak Austronesia Di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com