Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Penjara Bastille Menjadi Sasaran Pertama Revolusi Perancis?

Kompas.com - 26/03/2022, 12:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Revolusi Perancis berlangsung antara 5 Mei 1789 – 9 November 1799.

Revolusi ini bertujuan menumbangkan absolutisme di Perancis, yang berimbas pada merosotnya kehidupan ekonomi dan menimbulkan rasa benci rakyat terhadap pemerintah.

Bentuk-bentuk absolutisme di Perancis tampak dari tindakan raja yang memerintah tanpa berdasar undang-undang, adanya semboyan "L’etat C’est Moi", raja memerintah tanpa pertimbangan dari parlemen, dan raja memerintah tanpa anggaran belanja yang pasti.

Situasi Perancis sebelum meletusnya revolusi itulah yang menimbulkan pemberontakan dan Penjara Bastille menjadi sasaran pertama kemarahan rakyat.

Lantas, mengapa Penjara Bastille menjadi sasaran pertama ketika terjadinya Revolusi Perancis?

Baca juga: Revolusi Perancis: Penyebab, Dampak, dan Pengaruh terhadap Indonesia

Lambang absolutisme dan tirani kerajaan

Sewaktu Raja Louis XVI (1774-1792) memerintah Perancis, rakyat merasa terlalu "terpenjara" oleh kebijakannya.

Hal ini mengakibatkan rakyat terjebak dalam kemiskinan, kesengsaraan, serta kehidupan yang tidak jelas.

Setelah merasa terlalu lama hidup dalam penderitaan, rakyat Perancis mulai bangkit.

Memasuki 1789, rakyat, yang berada di puncak kesengsaraan, hanya dihadapkan dengan dua pilihan, yaitu untuk terus hidup dalam kesenjangan sosial, atau berusaha membebaskan diri.

Pada akhirnya, rakyat Perancis memilih untuk memberontak yang kemudian dikenal sebagai peristiwa Revolusi Perancis.

Sasaran pertama dalam peristiwa ini adalah Penjara Bastille, yang terletak di timur Paris.

Penjara Bastille merupakan sasaran pertama ketika meletus Revolusi Perancis karena dianggap sebagai lambang dari absolutisme dan tirani kerajaan.

Baca juga: Semboyan Revolusi Perancis: Liberté, Egalite, Fraternité

Sejak pemerintahan Louis XIV, Bastille digunakan sebagai penjara bagi para pejabat atau masyarakat kelas atas Perancis yang menentang kebijakannya.

Kemudian, ketika Louis XV dan Louis XVI berkuasa, Bastille digunakan untuk memenjarakan orang dari berbagai latar belakang yang tidak setuju dengan kebijakan raja.

Selama abad ke-18, keadaan di Penjara Bastille mendapatkan perhatian lebih dari rakyat yang kemudian meluncurkan protes.

Hingga 1789, diperkirakan tahanan di Penjara Bastille telah mencapai 5.279 orang. Kerajaan merespons suara rakyat dengan mengeluarkan tahanan dari Bastille hingga menyisakan tujuh orang saja.

Kendati demikian, hal itu tidak menyurutkan niat rakyat untuk menyerbu Penjara Bastille yang dianggap sebagai simbol monarki absolut Perancis.

Selain itu, Penjara Bastille juga merupakan gudang persenjataan raja.

Baca juga: Dampak Revolusi Perancis bagi Dunia

Pada 14 Juli 1789 pagi, massa menyerang Hotel des Invalides untuk merebut amunisi serta senjata yang jumlahnya lebih dari cukup.

Setelah mendapatkan senjata, massa bergerak menuju ke Penjara Bastille dan peperangan dengan penjaga penjara pun tidak dapat dihindarkan.

Dalam peristiwa ini, tujuh tahanan yang tersisa dibebaskan oleh rakyat, sementara gubernur Bastille, Bernard-Rene de Launay, dibunuh oleh massa.

Peristiwa penyerangan Penjara Bastille pun disebut sebagai pemicu terjadinya Revolusi Perancis.

 

Referensi: 

  • Pickwell, Linda. (2007). Perancis: Mengenal Ragam Budaya dan Geografi. Surakarta: Tiga Serangkai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com