Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jayakatwang, Pemberontak yang Mengakhiri Singasari

Kompas.com - 24/03/2022, 16:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jayakatwang adalah seorang bupati Gelanggelang (sekarang Madiun) yang meruntuhkan Kerajaan Singasari pada 1292.

Ia berhasil menghancurkan Singasari setelah memanfaatkan kekosongan militer di kerajaan, yang dikerahkan oleh Raja Kertanegara dalam Ekspedisi Pamalayu.

Raja Kertanegara, yang merupakan penguasa terakhir Kerajaan Singasari, dibunuh oleh Jayakatwang dalam pemberontakannya.

Pemberontakan Jayakatwang itu disebabkan oleh hasutan untuk membangkitkan Kerajaan Kediri, yang dihancurkan oleh Ken Arok, pendiri Singasari, pada 1222.

Pada akhirnya, Jayakatwang dikalahkan oleh Raden Wijaya, keturunan Singasari yang akhirnya menjadi pendiri Kerajaan Majapahit.

Baca juga: Ken Arok: Asal-usul, Pengkhianatan, dan Akhir Hidup

Siapa itu Jayakatwang?

Diriwayatkan bahwa Jayakatwang memiliki banyak nama, seperti Sanjaya, Aji Katong, Jayakatyeng, serta Ha-Ji-Ka-Tang dalam catatan China.

Menurut Kitab Negarakertagama, dijelaskan bahwa Jayakatwang adalah keturunan dari Kertajaya (1194-1222), raja terakhir Kerajaan Kediri.

Pada 1222, Kertajaya dikalahkan oleh Ken Arok dari Kerajaan Singasari, yang menandai berakhirnya Kerajaan Kediri.

Setelah Kerajaan Kediri runtuh, wilayahnya dikuasai oleh Singasari. Sedangkan Kediri dipimpin oleh Jayasabha, putra Kertajaya yang harus tunduk kepada Singasari.

Pada 1258, Jayasabha meninggal dan digantikan oleh anaknya, Sastrajaya, yang merupakan ayah dari Jayakatwang.

Baca juga: Kertajaya, Raja Terakhir Kediri yang Mengaku Dewa

Menjadi besan Kertanegara

Setelah dewasa, Jayakatwang menikah dengan gadis bernama Nararya Turukbali. Pernikahan mereka melahirkan seorang putra bernama Ardharaja.

Ardharaja inilah, yang setelah dewasa dinikahkan dengan putri Kertanegara, raja terakhir Kerajaan Singasari.

Dengan begitu, Jayakatwang menjadi besan raja Singasari. Selain itu, dalam Prasasti Mula Manurung disebutkan bahwa Jayakatwang dan Kertanegara memiliki hubungan kekerabatan.

Hal ini karena ibu Jayakatwang dan ayah Kertanegara adalah kakak beradik dari Wisnuwardhana, Raja Singasari periode 1248-1268.

Baca juga: Wisnuwardhana, Penguasa Singasari yang Menurunkan Raja-raja Majapahit

Menyerang Singasari

Ketika menjadi Raja Singasari, Kertanegara memiliki ambisi untuk menyatukan seluruh wilayah Nusantara.

Untuk mencapai ambisinya tersebut, Raja Kertanegara mengerahkan seluruh kekuatan militer kerajaan melakukan Ekspedisi Pamalayu ke wilayah Sumatera.

Ekspedisi Pamalayu bahkan mengakibatkan kekosongan militer di wilayah ibu kota Singasari.

Kekosongan kekuatan militer ini kemudian dimanfaatkan oleh Jayakatwang untuk menyerang Singasari.

Jayakatwang ingin meruntuhkan Kerajaan Singasari dan membangkitkan kembali Kerajaan Kediri yang dihancurkan oleh Ken Arok.

Keputusan Jayakatwang untuk memberontak merupakan hasil hasutan Arya Wiraraja, mantan pejabat tinggi Singasari yang dipindahkan oleh Kertanegara ke Madura karena dianggap sering menentang kebijakan raja.

Serangan Jayakatwang terhadap Kerajaan Singasari terjadi pada Mei hingga Juni 1292.

Baca juga: Pemberontakan Jayakatwang, Penyebab Runtuhnya Kerajaan Singasari

Kertanegara, bersama dengan menantunya, Raden Wijaya, susah payah mempertahankan Singasari dari serangan Jayakatwang.

Namun, pada akhirnya, Kerajaan Singasari runtuh setelah Kertanegara dibunuh oleh Jayakatwang.

Setelah itu, Jayakatwang membangkitkan kembali Kerajaan Kediri.

Jayakatwang dikalahkan oleh Raden Wijaya

Saat Kerajaan Singasari diruntuhkan oleh Jayakatwang, Raden Wijaya berhasil menyelamatkan diri ke Madura.

Berkat bantuan Arya Wiraraja, Raden Wijaya, yang mengaku ingin mengabdikan diri, diterima oleh Jayakatwang.

Ilustrasi Raden Wijaya, pendiri Kerajaan Majapahit.Wikimedia Commons Ilustrasi Raden Wijaya, pendiri Kerajaan Majapahit.

Bahkan oleh Jayakatwang, Raden Wijaya diberi sebuah wilayah bernama Hutan Tarik, yang kemudian dibangun menjadi desa Majapahit.

Meski mengabdi di bawah Jayakatwang, Raden Wijaya tidak melupakan tujuan utamanya, yaitu untuk membalas dendam dan merebut takhta.

Baca juga: Raden Wijaya, Pendiri Kerajaan Majapahit

Kesempatan datang seiring tibanya pasukan Mongol yang dikirim oleh Kubilai Khan untuk menghukum Kertanegara.

Karena Kertanegara telah meninggal, sebanyak 20.000 pasukan Mongol diajak oleh Raden Wijaya untuk menyerang Jayakatwang.

Raden Wijaya berhasil mengadu domba Raja Kediri Jayakatwang dengan pasukan Mongol ini.

Raden Wijaya mengaku apabila mereka meraih kemenangan, ia akan tunduk kepada Kubilai Khan.

Pada Maret 1293, pasukan Mongol pun bergabung dengan pasukan Raden Wijaya untuk menyerang Jayakatwang.

Dalam pertempuran itu, Jayakatwang berhasil dibunuh dan Kerajaan Kediri yang hendak dibangkitkan kembali pun segera runtuh oleh Raden Wijaya.

Baca juga: Serangan Mongol ke Jawa: Penyebab dan Kronologinya

Setelah berhasil menyingkirkan Jayakatwang, Raden Wijaya segera menyerang pasukan Mongol secara mendadak.

Serangan mendadak itu membuat pasukan Mongol memilih untuk meninggalkan Jawa.

Setelah itu, Raden Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit pada 1293 di Trowuian, Mojokerto.

 

Referensi:

  • Mardiyono, Peri. (2020). Sejarah Kelam Majapahit: Jejak-Jejak Konflik Kekuasaan dan Tumbal Asmara di Majapahit. Yogyakarta: Araska.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com