Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa yang Terjadi di Indonesia pada 1958?

Kompas.com - 19/03/2022, 13:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Setelah proklamasi kemerdekaan, bahkan usai pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda pada 1949, kondisi di Tanah Air belum stabil.

Pasalnya, banyak terjadi pemberontakan dari berbagai wilayah di Indonesia, termasuk di antaranya adalah pemberontakan PRRI dan Permesta.

PRRI adalah singkatan dari Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia. Sedangkan Permesta merupakan singkatan dari Perjuangan Rakyat Semesta.

PRRI dibentuk di Padang, Sumatera Barat, pada 15 Februari 1958. Sedangkan Permesta berdiri pada 2 Maret 1957 di Makassar, Sulawesi Selatan, yang kemudian memindahkan pusatnya ke Manado, Sulawesi Utara.

Ternyata, dalam pemberontakan PRRI/Permesta, ada CIA, badan intelijen Amerika Serikat, yang terlibat.

Pergolakan antara PRRI/Permesta yang disokong oleh CIA, melawan pemerintah Indonesia, memuncak pada 1958.

Baca juga: Gerakan Permesta: Latar Belakang, Tuntutan, dan Penumpasan

Oleh beberapa pihak, pergolakan pada 1958 juga dianggap sebagai upaya kudeta terhadap Presiden Soekarno yang dilakukan pihak asing.

Lantas, apa yang sebenarnya terjadi dengan Indonesia pada 1958?

Pemberontakan PRRI/Permesta

Pemberontakan PRRI/Permesta terjadi karena rasa kecewa para politisi dan perwira di Sumatera dan Sulawesi terhadap kebijakan pemerintah pusat Republik Indonesia.

Pasalnya, pemerintah pusat dianggap tidak adil kepada warga sipil dan militer di luar Jawa, utamanya terkait pemerataan dana pembangunan.

Selain itu, kedekatan Presiden Soekarno dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) juga membuat para politisi dan perwira di daerah yang sangat anti-komunis dan pro-Barat, tidak senang.

Perwakilan dari luar Jawa, utamanya dari Sumatera dan Sulawesi, mendesak pemerintah pusat untuk mengupayakan otonomi daerah, agar bisa melaksanakan proyek pembangunan lokal.

Baca juga: PRRI: Latar Belakang, Tuntutan, Anggota, Penumpasan, dan Dampaknya

Hingga Februari 1957, pemerintah pusat belum merespons desakan dari perwakilan masyarakat Sulawesi.

Hal itu mengakibatkan munculnya Permesta pada 2 Maret 1957, yang diproklamirkan oleh Panglima TT-VII Letkol Ventje Sumual.

Kemudian pada 12 Februari 1958, Ahmad Husein, memproklamasikan berdirinya PRRI di Sumatera.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com