Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politik Cakrawala Mandala

Kompas.com - 15/03/2022, 15:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Cakrawala Mandala atau Cakrawala Mandala Dwipantara adalah sebuah pemahaman politik untuk menyatukan seluruh Nusantara yang terpisah oleh laut atau maritim di bawah satu kekuasaan.

Politik Cakrawala Mandala dicetuskan oleh Raja Kertanegara, penguasa terakhir Kerajaan Singasari yang berkuasa antara 1268-1292.

Pada masa Kerajaan Majapahit, politik ini dihidupkan kembali oleh Gajah Mada, yang berambisi menaklukkan wilayah Nusantara.

Sekarang ini, Politik Cakrawala Mandala menjadi landasan dalam menentukan geopolitik di Indonesia.

Baca juga: Kertanegara, Pembawa Kejayaan dan Raja Terakhir Kerajaan Singasari

Cakrawala Mandala era Singasari

Cakrawala Mandala atau Cakrawala Mandala Dwipantara adalah sebuah pemikiran politik yang dicetuskan oleh Raja Kertanegara (1268-1292) pada 1275.

Kendati demikian, para ahli berpendapat bahwa konsep Cakrawala Mandala sebenarnya sudah tercetus di benak leluhur Kertanegara.

Hal ini dibuktikan dengan pernyataan pada Prasasti Maribong, yang menyebut bahwa Ken Arok telah menentramkan dan menyatukan dunia.

Hanya saja pada masa Ken Arok, bentuk-bentuk realisasinya belum diketahui.

Politik Cakrawala Mandala pada zaman raja Singasari pada dasarnya merupakan sebuah kebijakan agresi ke negeri-negeri seberang.

Gagasan Politik Cakrawala Mandala direalisasikan oleh Kertanegara pada 1275 dengan mengirim ekspedisi ke Sumatera yang kemudian dikenal dengan Ekspedisi Pamalayu, sebagai salah satu cara memperluas wilayah kekuasaan Singasari.

Baca juga: Ekspedisi Pamalayu, Usaha Kerajaan Singasari Memperluas Jajahan

Ekspedisi tersebut dimotivasi oleh keinginan untuk menggalang kekuatan dalam menghadapi ancaman Kaisar Khubilai Khan dari bangsa Mongol di daratan China.

Khubilai Khan, yang mendirikan Dinasti Yuan pada 1280, meminta pengakuan kekuasaan dari negara-negara yang sebelumnya mengakui kekuasaan Dinasti Sung, termasuk ke Nusantara.

Apabila terdapat raja yang tidak mau mengirimkan upeti, maka akan dipaksa dengan kekuatan senjata.

Raja Kertanegara, yang menolak tunduk kepada bangsa Mongol, melancarkan Ekspedisi Pamalayu yang dipimpin oleh panglima perang bernama Kebo Anabrang.

Ekspedisi Pamalayu dilaksanakan ke wilayah Sumatera, yang hasilnya dapat mempererat hubungan dengan Kerajaan Dharmasraya pada 1275.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com