Baiat Aqabah Pertama terjadi pada tahun kenabian ke-12 atau pada 621.
Baiat Aqabah I diikuti oleh 10 orang Khazraj dan dua orang dari suku Aus. Lima di antara mereka adalah orang yang telah diislamkan Nabi pada tahun sebelumnya.
Dalam pertemuan kali ini, Nabi Muhammad berdakwah, yang disambut oleh 12 orang dari rombongan Suku Aus dan Khazraj yang telah masuk Islam.
Baca juga: Asal-usul Gelar Haji di Indonesia
Adapun isi Perjanjian Aqabah I adalah sebagai berikut.
Perjanjian Aqabah Pertama disebut Baiat Wanita karena di antara orang-orang Madinah yang mendatangi Nabi, ada satu wanita bernama Afra binti Ubaid Ibnu Tsa'labah.
Afra binti Ubaid Ibnu Tsa'labah juga menjadi wanita Madinah pertama yang berbaiat kepada Nabi.
Setelah Baiat Aqabah I selesai, Nabi Muhammad mengutus Mus'ab bin Umair bergabung rombongan orang Madinah.
Mus'ab bin Umair ditugaskan untuk membantu mereka menyebarkan agama Islam di Madinah.
Baca juga: Abad Pertengahan Islam, Kemunduran Peradaban Islam
Pada tahun 622 atau tahun ke-13 kenabian, 73 orang rombongan haji dari Madinah menemui Nabi Muhammad SAW.
Pertemuan tersebut kemudian dikenal dengan peristiwa Baiat Aqabah II, yang dilaksanakan pada Hari Tasyriq 11, 12, dan 13 Zulhijah.
Perjanjian Aqabah II diikuti oleh 73 orang, yang membawa pesan yang berisi permintaan masyarakat Madinah supaya Nabi Muhammad datang dan berdakwah di sana.
Berikut ini adalah isi Baiat Aqabah Kedua.
Baca juga: Sejarah Al Ula, Kota yang Disebut Terkutuk dan Dihindari Nabi Muhammad
Setelah Baiat Aqabah II, Nabi Muhammad SAW menunjuk 12 orang dari rombongan Madinah itu menjadi naqib atau pemimpin.
Sembilan naqib berasal dari orang Khazraj dan tiga di antaranya adalah orang Aus, yang ditugasi oleh Nabi Muhammad untuk merealisasikan hasil Baiat Aqabah II.
Referensi: