Peristiwa ini ditulis dalam teks-teks kuno Mesopotamia dan selalu dinyanyikan sebagai pengingat kemenangan Elam.
Setelah kebangkitan Elam, Dinasti Sukkalmah (1970 -1770 SM), yang maju di bidang militer, mulai mendominasi.
Militer Dinasti Sukkalmah dibangun guna menghalau kekuatan Babilonia Lama di bawah kekuasaan Hammurabi, tetapi tidak berhasil.
Baca juga: Kekaisaran Babilonia Baru: Sejarah, Raja-raja, dan Keruntuhan
Setelah Hammurabi meninggal, bangsa Elam baru berhasil memerdekakan diri dari Babilonia Lama.
Periode peradaban Elam Pertengahan diawali dengan munculnya Dinasti Kidinuid (1500-1400 SM) di Pegunungan Timur Laut Khuzekstan.
Peradaban Elam dapat dikatakan mencapai kejayaan pada masa Elam Pertengahan.
Pada periode ini, Elam mampu memperluas kekuatan politiknya dan terjadi perkembangan dalam bahasa, budaya, dan kepercayaan.
Terdapat tiga dinasti yang berkuasa, yaitu Dinasti Kidinuid (1500-1400 SM), Dinasti Igihalkid (1400-1200 SM), dan Dinasti Sutrukid (1200-1100 SM).
Salah satu penguasa Elam yang paling terkenal adalah Untash-Napirisha (1275-1240 SM), yang membangun ziggurat dan kompleks kuil Dur Untash (Chogha Zanbil) serta lebih dari 50 struktur lainnya.
Baca juga: Pengaruh Peradaban Mesopotamia: Penemuan dan Hasil Kebudayaan
Elam juga diketahui menjadi penghubung perdagangan antara Mesopotamia dengan dunia Timur.
Pada masa Dinasti Sutrukid, Elam menjadi penguasa militer yang besar di Timur Tengah.
Pada awal Elam Baru sempat mengalami periode kegelapan karena kurangnya sumber sejarah.
Barulah pada sekitar tahun 742 SM, terdapat raja yang bernama Huban-Nugash yang naik takhta menjadi penguasa Elam.
Baca juga: Peninggalan Bangsa Sumeria: Penemuan dan Hasil Kebudayaan
Namun, Elam mengalami kemunduran ketika bergabung dengan koalisi Babilonia untuk menggulingkan Kekaisaran Asyyria Baru pada 612 SM.
Aliansi itu ternyata menjadi bumerang bagi Elam, di mana pasukan Ashurbanipal dari Assyria menghancurkan pusat peradaban Elam di Kota Susan.