Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Al Ula, Kota yang Disebut Terkutuk dan Dihindari Nabi Muhammad

Kompas.com - 26/01/2022, 08:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Al Ula adalah nama sebuah kota di Arab Saudi yang terletak 300 kilometer di sebelah utara Kota Madinah.

Di kota ini terdapat Madain Saleh, yaitu situs arkeologi yang dibangun lebih dari 2.000 tahun lalu oleh orang-orang Nabatean, yang telah diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.

Dulunya, Al Ula adalah ibu kota Lihyanites Kuno (Dedanites), dan tercatat dalam sejarah umat Islam sebagai kota yang paling dihindari oleh Nabi Muhammad.

Lantas, bagaimana sejarah Al Ula yang dianggap sebagai kota terkutuk dan paling dihindari Nabi Muhammad?

Baca juga: Asal-usul Nama Kota Madinah

Dibangun oleh Nabatean

Wilayah Al Ula tercatat sudah dihuni manusia sejak ribuan tahun silam. Penghuninya diperkirakan mendirikan kota bertembok pada sekitar abad ke-6 SM.

Lokasi Al Ula berada di Jalur Dupa (Incense Road), yang merupakan rute perdagangan penting yang menghubungkan Arab, Mesir, dan India.

Pada abad ke-7 hingga abad ke-6 SM, wilayah ini diduga dihuni kaum Tsamud dari Kerajaan Dedanite.

Kemudian antara abad ke-5 hingga abad ke-2 SM, Al Ula dihuni oleh Kerajaan Lihyan yang dipimpin oleh Dinasti Nabatean secara turun temurun.

Dinasti Nabatean berkuasa hingga sekitar tahun 106, sampai ibu kota mereka, Petra, ditaklukkan oleh bangsa Romawi.

Nabatea kemudian menjadikan al-Hijr atau Madain Saleh sebagai ibu kota yang baru dan memahat kawasan pegunungan bebatuan ini sebagai rumah tinggal mereka.

Selain bermukim di Mada'in Saleh, oleh kaum Nabatean wilayah Al-Mabiyat dikembangkan menjadi pusat perdagangan.

Wilayah ini terus berkembang hingga tahun 650 dan akhirnya mengalami kemunduran pada 1230.

Menurut penyelidikan UNESCO, Madain Saleh menyimpan 114 makam kaum Nabatean.

Baca juga: Asal-usul Nama dan Sejarah Kota Gaza

Dihindari Nabi Muhammad

Salah satu makam kaum Nabatean di Mada'in Saleh.
Wikimedia Commons Salah satu makam kaum Nabatean di Mada'in Saleh.

Dalam suatu riwayat diceritakan bahwa semasa hidupnya, Nabi Muhammad selalu mempercepat langkahnya ketika melewati Kota Al Ula.

Bahkan saat berjalan melewatinya, Nabi Muhammad tidak menoleh ke kanan atau kiri.

Selain itu, Ibnu Battutah pernah melewati kota ini dan mencatat bahwa ada rombongan karavan yang bersamanya enggan untuk berhenti di Al Ula.

Keengganan untuk berhenti konon dikaitkan dengan Al Ula yang disebut kota hantu atau kota jin yang terkutuk.

Masyarakat Arab kuno menyebut Al Ula sebagai markas jin yang harus dijauhi karena kaum Nabatean menolak meninggalkan kepercayaan mereka.

Mereka disebut tidak menyembah Tuhan, tetapi menyembah dewa-dewi. Di Madain Saleh juga terdapat situs Jabal Ithlib, yang dipercaya sebagai tempat suci bagi kaum Nabatean.

Baca juga: Mengapa Kaum Kafir Quraisy Melakukan Pemboikotan terhadap Umat Islam?

Riwayat lain mengatakan bahwa kawasan Al Ula dihindari oleh Nabi Muhammad karena berkaitan dengan kisah kaum Tsamud yang hidup pada masa Nabi Saleh (2150-2080 SM).

Wilayah Al Ula pernah diazab oleh Allah karena kaum Tsamud mendustakan rasul yang diutus kepada mereka, yaitu Nabi Saleh.

Dibangun oleh pemerintah Arab Saudi

Terlepas dari anggapan banyak orang, Al Ula terus dihuni oleh sebagian penduduk Arab hingga kini.

Antara 1901 dan 1908, Kesultanan Utsmaniyah membangun jalur kereta api Hijaz untuk menghubungkan Damaskus ke Madinah.

Jalur kereta api ini tidak hanya melintasi Al Ula, tetapi juga memiliki stasiun utama di Madain Saleh.

Saat ini, kebanyakan penduduk Kota Al Ula adalah petani kurma, jeruk, anggur, dan delima.

Meski dalam sejarahnya kawasan ini jarang dikunjungi oleh orang Arab sendiri, Pemerintah Arab Saudi tengah mengucurkan modal hingga ratusan triliun untuk membangun Al Ula.

Kawasan Al Ula yang bersejarah akan dikembangkan agar semakin menarik minat wisatawan mancanegara.

 

Referensi:

  • Jawwad, Ali. (2018). Sejarah Arab Sebelum Islam: Geografi, Iklim, Karakteristik, dan Silsilah. Tangerang: Pustaka Alvabet.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com