Setelah itu, pada 1801, Paus Pius VII mulai memberikan indulgensi (penghapusan hukuman) kepada semua peziarah yang mengunjungi kuil Maria.
Pada awal abad ke-20, peristiwa yang sama kembali terjadi, di mana tiga anak bernama Lucia dos Santos, bersama sepupunya, Francisco dan Jacinta Marto, melihat penampakan Maria.
Baca juga: Asal-usul Nama Kota Madinah
Peristiwa itu terjadi pada 13 Mei 1917, ketika mereka sedang berjaga di Cova da Iria tiba-tiba muncul penampakan seorang wanita berpakaian putih dan bersinar terang.
Namun, hanya Lucia yang dapat berbicara dengan Maria, yang mengatakan bahwa ia akan muncul kembali pada 13 Oktober di tahun yang sama.
Alhasil, pada 13 Oktober sebanyak lebih dari 70.000 orang berkumpul untuk bertemu Maria, tetapi hanya anak-anak yang dapat melihatnya.
Menurut laporan, Maria meramalkan akhir Perang Dunia I dan meminta Lucia untuk memberitahu orang-orang supaya membangun sebuah kapel untuk menghormatinya.
Uskup setempat berusaha mencari tahu tentang kebenaran peristiwa itu dan memutuskan bahwa penampakan Maria di Fatima layak untuk dipercaya.
Oleh karena itu, pada 1918, sebuah kapel dibangun di lokasi penampakan Bunda Maria.
Peristiwa itulah yang membuat Kota Fatima menjadi wisata ziarah umat Katolik yang ramai dikunjungi oleh wisatawan dari berbagai negara.
Referensi: