KOMPAS.com - Mohammad Djamil adalah tokoh kesehatan masyarakat dan dokter pada masa Hindia Belanda yang berasal dari Sumatera Barat.
Ia merupakan orang Indonesia pertama yang memperoleh dua gelar doktor.
Selain berkecimpung di dunia kedokteran, Mohammad Djamil juga dikenal sebagai pejuang kemerdekaan yang tangguh dan pengabdi kemanusiaan.
Mohammad Djamil lahir di Kayu Tanam, Padang Pariaman, Sumatera Barat, pada 28 November 1898.
Ia menghabiskan masa kecilnya di kampung halamannya di Kayu Tanam. Kala itu, ia kerap mengisi waktunya untuk belajar mengaji.
Ayah Djamil adalah seorang petani, sedangkan keluarga ibunya banyak yang menjadi ulama terpandang.
Pada 1906, ia dimasukkan oleh pamannya ke Europeesche Lagere School (ELS) atau sekolah dasar zaman kolonial Hindia Belanda di Padang Panjang.
Baca juga: Biografi Chairil Anwar, Si Binatang Jalang
Selama di sekolah, Djamil dikenal sebagai siswa yang sangat cerdas. Berkat kecerdasannya, ia pun tampil paling menonjol dibanding teman-teman kelasnya, termasuk orang-orang Belanda.
Enam tahun kemudian, ia berhasil menyelesaikan sekolahnya di ELS, lebih cepat satu tahun dari seharusnya.
Setamatnya dari ELS tahun pada 1912, ia dikirim pamamnnya ke Batavia untuk mengikuti ujian masuk sekolah kedokteran (STOVIA).
Mohammad Djamil pun dinyatakan lolos dan resmi menjadi murid kedokteran di STOVIA.
Selama belajar di STOVIA, ia tidak hanya aktif di bidang akademik saja, melainkan juga bergabung dalam organisasi Jong Sumatranen Bond.
Dari situlah, bibit-bibit pergerakan nasional mulai muncul dalam dirinya.
Djamil menghabiskan masa pendidikannya di STOVIA selama sembilan tahun. Ia lulus pada 29 April 1921 dengan menyandang gelar dokter.
Baca juga: Biografi Ahmad Tohari
Setelah lulus dari STOVIA, Mohammad Djamil diminta menjadi asisten dosennya dalam mengajar sekaligus melakukan berbagai riset kedokteran.