Persyaratan Sajen
KOMPAS.COM/USMAN HADI Sejumlah kalangan lintas iman duduk bersila di barat Candi Lor saat prosesi ruwatan pada Minggu (15/8/2021).
Dalam melakukan tradisi
Ruwatan, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu sajen.
Sajen adalah makanan dan benda lain seperti bunga yang digunakan sebagai sarana komunikasi atau interaksi dengan makhluk tak kasat mata atau ghaib.
Dalam tradisi Ruwatan, ada beberapa sajen yang diperlukan saat akan memulai upacara Ruwatan.
Sajen yang digunakan dalam Ruwatan tidak hanya berupa makanan, tetapi ada juga benda-benda lain, seperti bunga, padi, kain, dan masih banyak lagi lainnya.
Macam-macam sajen dalam upacara Ruwatan terdiri dari:
- Ratus atau kemenyan wangi
- Kain mori putih
- Kain batik
- Padi segedeng
- Beragam nasi
- Jenang
- Jajan pasar
- Benang lawe
- Aneka rujak
- Air tujuh sumber
- Bunga setaman
Setelah sajen tersedia, maka acara yang akan dilakukan dalam upacara Ruwatan sebagai berikut:
- Mengadakan pagelaran wayang sebagai pemandu pagelaran yang disebut dalang.
- Lakon yang pentas adalah lakon khusus yaitu Murwakala
- Menyajikan sesaji khusus untuk memuja Batara Kala
Baca juga: Tari Bambangan Cakil, Mengisahkan Perang Kembang dalam Cerita Wayang
Makna Ruwatan Jawa
Makna dari Ruwatan adalah meminta dengan sepenuh hati agar orang yang diruwat dapat lepas dari petaka dan memperoleh keselamatan.
Oleh sebab itu, upacara Ruwatan dilakukan untuk melindungi manusia dari segala macam bahaya yang ada di dunia.
Sampai saat ini, tradisi Ruwatan masih dipercayai oleh sebagian besar masyarakat karena berpengaruh pada keselamatan anak tunggal dan keluarganya.
Selain itu, masyarakat juga ingin melestarikan adat istiadat yang sudah turun-temurun dilakukan oleh masyarakat Jawa.
Baca juga: Lebaran Ketupat, Tradisi Masyarakat Jawa
Prosesi Ruwatan
Sebelum upacara Ruwatan dilaksanakan, ada beberapa syarat yang harus lebih dulu dipenuhi, yaitu:
- Nasi kuning, bermakna mendapatkan rezeki yang berlebihan
- Nasi golong, bermakna mendapat rezeki yang bergantian
- Tumpeng, bermakna untuk mensyukuri sebuah kenikmatan yang sudah diberikan
- Nasi kabuli, bermakna apabila memiliki keinginan atau hajat agar dapat dikabulkan
- Jenang abang yang terbuat dari ketan dan dikasih gula dan kelapa
- Bubur sengkolo, bermakna untuk membuang atau menjauhkan kesialan
- Jajan pasar, bermakna untuk mendapat rezeki yang banyak dan jauh dari masalah
- Rujak legi sebagai lambang penafsiran
Tahapan proses upacara Ruwatan adalah sebagai berikut:
- Prosesi siraman yang mengandung nilai pembersih badan manusia menggunakan air kembang setaman, yaitu kembang kenanga, kembang melati, dan kembang mawar.
- Sesaji dan selametan agar orang yang diruwat selalu dalam keadaan selamat
- Penyerahan sarana, yaitu memberikan perlindungan terhadap orang yang tergolong sukerta (orang-orang yang sial atau perlu diruwat)
- Upacara potong rambut, yaitu bahwa segala yang kotor harus dipotong dan dibuang
- Tirakatan, yaitu ungkapan rasa syukur dan terima kasih terhadap Tuhan Yang Maha Esa atas perlindunganNya
- Wayang yang membawa makna dalam kehidupan
Referensi:
- Suanti, Jijah Tri. (2020). Tradisi Ruwatan Jawa pada Masyarakat Desa Pulungdowo Malang. Jurnal Satwika: Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial. Vol. 4 No.2. Oktober 2020.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.