KOMPAS.com - Dalam menghadapi penjajah Belanda, masyarakat Indonesia memiliki banyak cara untuk melawan.
Selain dengan kekuatan militer besar-besaran yang umumnya dimotori oleh pemimpin kerajaan, masyarakat desa biasanya mengadakan gerakan sosial sebagai bentuk protes.
Gerakan-gerakan sosial ini sering dianggap bersifat arkais, karena organisasi, program, serta strateginya masih sangat sederhana.
Oleh pemerintah kolonial, bahkan munculnya aksi gerakan sosial digolongkan dalam peristiwa kerusuhan yang kebanyakan tidak termasuk kategori perang besar seperti Perang Aceh.
Sekalipun pemberontakan dalam bentuk gerakan sosial biasanya dapat ditumpas dengan mudah, peristiwa ini tetap membuat pemerintah kolonial Belanda kerepotan.
Selama abad ke-19 dan ke-20, hampir setiap daerah di Jawa mengenal masa-masa pergolakan yang tercermin dalam bentuk gerakan sosial.
Secara luas, gerakan-gerakan itu dapat digolongkan menjadi tiga, sebagai berikut.
Gerakan Protes Petani termasuk ke dalam jenis gerakan sosial untuk melawan keadaan atau peraturan yang tidak adil.
Dalam hal ini, ideologi pokok yang mendorong timbulnya gerakan adalah adanya rasa dendam terhadap kondisi sosial ekonomi yang kurang memberikan tempat bagi kehidupan pendukungnya.
Gerakan Protes Petani pertama kali terjadi pada Februari dan Mei 1886 di Ciomas, yang masing-masing dipimpin oleh Arpan dan Mohammad Idris.
Gerakan ini berawal dari rasa tidak senang para petani terhadap pemerasan dan penindasan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial.
Selama beberapa dekade selanjutnya, Gerakan Protes Petani juga terjadi di sejumlah daerah di jawa, di antaranya:
Baca juga: Perang Guntung, Pemberontakan Rakyat Siak Melawan Belanda
Gerakan Ratu Adil adalah sebuah gerakan yang bersifat revolusioner karena menghendaki suatu perubahan mutlak menuju zaman keemasan yang tidak mengenal penderitaan rakyat.
Gerakan ini berkembang karena adanya kepercayaan bahwa akan datang Sang Ratu Adil atau Imam Mahdi sebagai juru selamat, yang diyakini mampu membebaskan rakyat dari kesengsaraan, termasuk kesengsaraan akibat tekanan yang dilakukan pemerintah Belanda.
Gerakan Ratu Adil pertama kali muncul di Jawa Timur, lebih tepatnya di Sidoarjo, pada 1903.