Pemimpin gerakan ini bernama Kasan Mukmin, yang mengaku menerima wahyu dan mulai bertindak sebagai penjelmaan Imam Mahdi.
Jelang pemberontakan, Kasan Mukmin mengumpulkan banyak orang dan mengatakan mereka akan menang melawan Belanda karena kebal terhadap peluru.
Pada 27 Mei 1902, pertempuran terjadi antara kubu pemberontak Kasan Mukmin yang terdiri dari 100 orang melawan kubu pemerintah.
Pertempuran berakhir dalam waktu singkat dan Kasan Mukmin terbunuh karena menolak untuk ditawan, sedangkan sebanyak 83 rombongannya menjadi tawanan pemerintah.
Setelah pergolakan Kasan Mukmin, tercatat ada beberapa Gerakan Ratu Adil yang dilancarkan di Jawa, di antaranya:
Baca juga: Perlawanan Terhadap VOC di Maluku, Makassar, Mataram, dan Banten
Gerakan Samin pertama kali dilancarkan oleh pengikut ajaran Saminisme pada akhir abad ke-19.
Berbeda dengan dua gerakan sosial sebelumnya, ini dilakukan tanpa kekerasan. Seperti contohnya dengan aksi tidak membayar pajak dan menolak untuk patuh terhadap peraturan pemerintah kolonial.
Latar belakang Gerakan Samin adalah adanya tekanan ekonomi yang disebabkan oleh kebijakan-kebijakan pemerintah Hindia Belanda serta kekhawatiran dari petani berkecukupan akan hilangnya kedudukan atau statusnya.
Tokoh Samin yang memimpin gerakan melawan penjajah adalah Samin Surosentiko, yang berasal dari Blora, Jawa Tengah.
Meski bukti yang dikumpulkan pemerintah tidak cukup untuk menuduh Samin merencanakan pemberontakan, ia tetap dibuang ke Padang hingga kematiannya pada 1914.
Pasca kepergian Surosentiko, Gerakan Samin terus hidup dan berkembang walaupun dengan lambat.
Tercatat pada 1908, seorang bernama Wongsoredjo menyebarkan ajaran Samin di dekat Madiun dengan mengajak pengikutnya untuk tidak membayar pajak dan melakukan kerja rodi.
Memasuki dekade kedua abad ke-20, Gerakan Samin semakin meningkat dan ada yang disertai kekerasan.
Seperti contohnya Gerakan Samin di Grobogan yang dipimpin oleh Surohidin dan Pak Engkrak.
Selain menolak untuk membayar pajak dan menaati peraturan pemerintah, mereka juga sempat menyerang kepala desa.
Referensi: