Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prasasti Tugu: Letak, Isi, dan Maknanya

Kompas.com - 13/08/2021, 09:00 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Prasasti Tugu merupakan prasasti terpanjang dari semua peninggalan Kerajaan Tarumanegara.

Seperti prasasti yang dibuat pada masa pemerintahan Raja Purnawarman lainnya, isi prasasti ini juga berbentuk puisi anustubh.

Prasasti Tugu menceritakan tentang penggalian Sungai Cabdrabaga oleh Rajadirajaguru dan penggalian saluran (sungai) yang bernama Gomati yang panjangnya 11-12 kilometer oleh Purnawarman.

Keterangan yang didapatkan dari Prasasti Tugu memberi petunjuk bahwa Kerajaan Tarumanegara melakukan penggalian itu untuk menghindari bencana alam berupa banjir dan kekeringan yang terjadi pada musim kemarau.

Sejarah penemuan Prasasti Tugu

Prasasti Tugu ditemukan di Kampung Batutumbuh, Desa Tugu, yang kini masuk dalam wilayah Kelurahan Tugu Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara.

Ketika ditemukan, prasasti ini terkubur di bawah tanah dan hanya bagian puncak nya saja yang terlihat.

Pada 4 Maret 1879, Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (sekarang Museum Nasional) mengadakan rapat pimpinan yang membahas mengenai penemuan Prasasti Tugu.

Dalam rapat tersebut, J.A. van der Chijs mengusulkan agar batu prasasti ini dipindahkan ke museum.

Sejak 1911 hingga kini, Prasasti Tugu disimpan di Museum Nasional Indonesia di Jakarta.

Baca juga: Peninggalan Kerajaan Tarumanegara

Isi dan terjemahan Prasasti Tugu

Prasasti Tugu dipahatkan pada sebuah batu andesit berbentuk bulat panjang setinggi satu meter.

Pada batu prasasti tersebut terpahat lima baris pesan yang ditulis menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta.

Dari bentuk huruf Pallawa yang digunakan, prasasti ini diperkirakan dibuat pada pertengahan abad ke-5.

Berikut ini bunyi isi Prasasti Tugu dan terjemahannya.

pura rajadhirajena guruna pinabahuna khata khyatam purim prapya candrabhagarnnavam yayau,
pravarddhamane dvavingsad vatsare sri gunau jasa narendradhvajabhutena srimata purnavarmmana,
prarabhya phalguna mase khata krsnastami tithau caitra sukla trayodasyam dinais siddhaikavingsakaih,
ayata satsahasrena dhanusamsasatena ca dvavingsena nadi ramya gomati nirmalodaka,
pitamahasya rajarser vvidaryya sibiravanim brahmanair ggo sahasrena prayati krtadaksina,

Terjemahan:

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com