Atas saran Mahapatih Arya Tadah dan Patih Gajah Mada, Ratu Tribhuwana Tunggadewi berusaha memadamkan pemberontakan dengan cara diplomasi.
Akan tetapi, rencana tersebut dikacaukan oleh Ra Kembar, panglima tinggi Kerajaan Majapahit.
Ra Kembar lebih dulu mengepung Sadeng dan Keta karena menganggap kedua daerah tersebut harus dihancurkan.
Patih Gajah Mada sebenarnya sempat mengirimkan utusan untuk mencegah Ra Kembar, tetapi terlambat.
Sadeng dan Keta pun mulai melakukan perlawanan dan pertempuran tidak dapat dihindari.
Meski jalannya pemberontakan tidak diceritakan secara rinci, Pararaton menyebutkan bahwa pergolakan di Sadeng dan Keta dapat dipadamkan setelah Ratu Tribhuwana Tunggadewi turun tangan.
Tiga tahun kemudian, Patih Gajah Mada diangkat menjadi mahapatih Kerajaan Majapahit.
Referensi: