Apabila menolak, mereka akan langsung dijatuhi hukuman mati.
Dinasti Qing baru menguasai seluruh daratan China di bawah Kaisar Kangxi, setelah menghabisi keturunan Dinasti Ming pada 1664.
Kaisar Kangxi kemudian memberlakukan kebijakan yang menguntungkan para petani.
Caranya adalah dengan mengurangi beban pajak, memangkas kebutuhan pemerintahan, dan menghentikan korupsi.
Kaisar Kangxi juga berhasil menekan ancaman militer, memadamkan pemberontakan Han, merebut Taiwan, serta menghentikan upaya invasi oleh Tsar Rusia.
Dari hasil perjanjian dengan Rusia pada 1689, Kaisar Kangxi berhasil memasukkan wilayah Siberia di bawah kendali China.
Dinasti Qing menikmati masa kejayaan pada periode pemerintahan Kaisar Kangxi, Yongzheng (1723-1735) dan Qianlong (1735-1796).
Terlepas dari banyaknya sengketa yang mewarnai periode pemerintahannya, Kaisar Yongzheng berjasa besar dalam memajukan perekonomian negerinya.
Sementara Kaisar Qianlong terkenal akan kesuksesannya dalam hal kampanye militer.
Akan tetapi, setelah beberapa dekade berkuasa, Kaisar Qianlong mulai kehilangan ketertarikan dalam memerintah dan memilih fokus mendalami seni.
Baca juga: Dinasti Seljuk, Pendiri Kekaisaran Islam Pertama di Turki
Dinasti Qing mulai mengalami kemunduran ketika memasuki abad ke-19.
Berikut ini beberapa faktor kejatuhan Dinasti Qing.
1. Perang Candu
Abad ke-19 menjadi periode konfrontasi militer antara China dan dunia Barat, diawali dengan Perang Candu pada 1840.
Perang tersebut dipicu oleh aksi pedagang Inggris yang diam-diam tetap memasarkan opium ke China.