Seiring berjalannya waktu, mereka kemudian tersebar di berbagai wilayah dan mengembangkan kebudayaan menjadi berbagai suku.
Para cendekiawan antropoligi berargumen bahwa terpecahnya bangsa Indian ke dalam beberapa subsuku diakibatkan oleh penyimpangan gen dan proses adaptasi terhadap iklim.
Beberapa suku bangsa Indian yang tersebar di Benua Amerika misalnya Suku Apache, Sioux, Creek, Cheeroke, Navajo, Kiowa, Iroquois, Comanche, Lakota, Pueblo, Aztec, Inca, Maya, Red Skin, Tarahumara, dan Mandan.
Suku Indian memiliki ritual dan bahasa yang berbeda-beda di setiap subsuku.
Baca juga: Abolisionisme, Penghapusan Perbudakan di Amerika Serikat
Ketika bangsa Eropa menemukan Amerika, mereka menginginkan wilayahnya untuk dijadikan pemukiman kedua.
Hal inilah yang kemudian menimbulkan berbagai konflik antara bangsa Eropa dengan penduduk asli Amerika.
Pasalnya, tanah dan kebebasan Suku Indian perlahan-lahan mulai dikendalikan oleh orang-orang Eropa.
Perlawanan yang diupayakan Suku Indian pun sia-sia karena bangsa Eropa datang dengan budaya dan persenjataan yang lebih maju.
Ketika imigran kulit putih berdatangan, jumlah penduduk asli Amerika semakin berkurang.
Penurunan populasi tersebut disebabkan oleh penyakit seperti cacar air, perang, pembantaian, hingga perbudakan.
Pada akhirnya, Suku Indian semakin tergusur ke wilayah pedalaman hutan dan gurun.
Sedangkan kebudayaan bangsa Eropa semakin berkembang di Amerika.
Memasuki abad ke-19, pemerintah Amerika Serikat dan Kanada secara resmi mencabut hak sebagian besar Suku Indian atas tanah dan kedaulatan mereka.
Mereka kemudian ditempatkan di wilayah tertentu yang disebut sebagai Reservasi Indian.
Sebagian besar penduduk pribumi secara hukum dilarang meninggalkan reservasi mereka.
Reservasi Indian umumnya sangat tertinggal dibandingkan dengan kota-kota di Amerika yang dihuni para imigran kulit putih.
Akibatnya, banyak Suku Indian yang akhirnya hidup dalam kemiskinan.
Referensi: