Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Suku Indian, Penduduk Asli Benua Amerika

Kala itu, mereka mengembara melewati Selat Bering karena mengikuti hewan buruan.

Suku Indian kemudian menetap dan mengembangkan kebudayaan menjadi berbagai suku yang tersebar di berbagai belahan Benua Amerika.

Bangsa Indian termasuk ras Mongoloid yang memiliki ciri-ciri rambut hitam lurus, kulit cokelat kemerahan, mata hitam, tulang pipi menonjol, dan memiliki wajah lebar.

Keberadaan penduduk asli Amerika ini mulai terancam sejak kedatangan bangsa Eropa pada akhir abad ke-15.

Asal penamaan Indian

Penduduk asli Amerika tidak pernah menyebut diri mereka sebagai Suku Indian sebelum pelaut Eropa yang dipimpin oleh Christopher Columbus datang.

Istilah ini berasal dari orang Eropa tersebut yang ketika bertemu dengan penduduk asli, mengira telah tiba di India (Asia).

Sehingga sejak saat itu penduduk asli Amerika disebut sebagai Suku Indian.

Asal-usul orang-orang Indian

Orang-orang Indian mulai menetap di Benua Amerika sejak sekitar 15.000 tahun lalu.

Mereka diperkirakan sebagai keturunan Asia yang masuk ke Benua Amerika melalui Selat Bering menuju Alaska yang saat itu masih terdapat jalan darat.

Belum diketahui secara pasti tentang alasan Suku Indian bermigrasi.

Akan tetapi, para peneliti memperkirakan mereka bermigrasi karena mengikuti hewan buruan atau dikejar oleh musuk.

Sesampainya di Benua Amerika, Suku Indian kemudian melajutkan perjalanan ke selatan menuju Amerika Tengah, Meksiko, dan sekitarnya.

Kala itu, mereka masih hidup dengan cara berpindah-pindah atau nonamden.

Ketika zaman es berakhir dan daratan Siberia-Alaska terputus karena pencairan es, Suku Indian tidak mempunyai piliihan selain menetap di Amerika.

Subsuku Indian

Seiring berjalannya waktu, mereka kemudian tersebar di berbagai wilayah dan mengembangkan kebudayaan menjadi berbagai suku.

Para cendekiawan antropoligi berargumen bahwa terpecahnya bangsa Indian ke dalam beberapa subsuku diakibatkan oleh penyimpangan gen dan proses adaptasi terhadap iklim.

Beberapa suku bangsa Indian yang tersebar di Benua Amerika misalnya Suku Apache, Sioux, Creek, Cheeroke, Navajo, Kiowa, Iroquois, Comanche, Lakota, Pueblo, Aztec, Inca, Maya, Red Skin, Tarahumara, dan Mandan.

Suku Indian memiliki ritual dan bahasa yang berbeda-beda di setiap subsuku.

Periode kolonisasi bangsa Eropa

Ketika bangsa Eropa menemukan Amerika, mereka menginginkan wilayahnya untuk dijadikan pemukiman kedua.

Hal inilah yang kemudian menimbulkan berbagai konflik antara bangsa Eropa dengan penduduk asli Amerika.

Pasalnya, tanah dan kebebasan Suku Indian perlahan-lahan mulai dikendalikan oleh orang-orang Eropa.

Perlawanan yang diupayakan Suku Indian pun sia-sia karena bangsa Eropa datang dengan budaya dan persenjataan yang lebih maju.

Ketika imigran kulit putih berdatangan, jumlah penduduk asli Amerika semakin berkurang.

Penurunan populasi tersebut disebabkan oleh penyakit seperti cacar air, perang, pembantaian, hingga perbudakan.

Pada akhirnya, Suku Indian semakin tergusur ke wilayah pedalaman hutan dan gurun.

Sedangkan kebudayaan bangsa Eropa semakin berkembang di Amerika.

Dipindahkan ke Reservasi Indian

Memasuki abad ke-19, pemerintah Amerika Serikat dan Kanada secara resmi mencabut hak sebagian besar Suku Indian atas tanah dan kedaulatan mereka.

Mereka kemudian ditempatkan di wilayah tertentu yang disebut sebagai Reservasi Indian.

Sebagian besar penduduk pribumi secara hukum dilarang meninggalkan reservasi mereka.

Reservasi Indian umumnya sangat tertinggal dibandingkan dengan kota-kota di Amerika yang dihuni para imigran kulit putih.

Akibatnya, banyak Suku Indian yang akhirnya hidup dalam kemiskinan.

Referensi:

  • Pram. (2013). Suku Bangsa Dunia dan Kebudayaannya. Jakarta: Cerdas Interaktif.

https://www.kompas.com/stori/read/2021/07/28/150000979/suku-indian-penduduk-asli-benua-amerika

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke