Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Reformasi Protestan, Pecahnya Agama Kristen Menjadi Beberapa Aliran

Kompas.com - 27/07/2021, 14:00 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Reformasi Protestan adalah pergolakan agama, politik, intelektual, dan budaya pada abad ke-16 atas Gereja Katolik yang pada akhirnya melahirkan Protestantisme.

Gerakan ini dipelopori oleh Martin Luther, yang kemudian diikuti oleh John Calvin, Ulrich Zwingli, dan Henry VIII.

Para reformis mengkritik otoritas kepausan dan mempertanyakan berbagai penyalahgunaan dan ketidaksesuaian Gereja Katolik sebagai pusat politik dan budaya Kekristenan di Eropa.

Reformasi Protestan berujung pada perpecahan Gereja Barat menjadi Potestantisme dan Gereja Katolik Roma.

Gerakan ini memicu perang, penganiayaan, dan Gereja Katolik pun menanggapinya dengan gerakan Kontra-Reformasi yang diprakarsai oleh Konsili Trente.

Oleh para sejarawan Eropa, Reformasi Protestan dianggap sebagai salah satu peristiwa yang manandai berakhirnya Abad Pertengahan dan awal dari periode modern.

Latar belakang Reformasi Protestan

Sejak abad ke-5 Masehi, Gereja Katolik Roma menjadi pusat kegiatan politik dan budaya Kekristenan di Eropa.

Memasuki periode Renaisans, para pemikir Barat mulai mempertanyakan bahkan menentang otoritas tinggi Gereja Katolik.

Mereka mengkritik doktrin-doktrin yang dianggap palsu dan mengutuk korupsi Gereja Katolik Roma.

Praktik korupsi yang dimaksud adalah jual-beli jabatan rohaniwan serta penjualan indulgensi atau pembayaran untuk pengampunan dosa.

Menurut para reformis, hal tersebut adalah bukti kerusakan sistemik yang harus direformasi.

Baca juga: Zaman Renaisans, Kelahiran Kembali Peradaban dan Kebudayaan Eropa

Reformasi Gereja Martin Luther

Sebelum Martin Luther, sebenarnya terdapat banyak tokoh yang telah mencoba mereformasi Gereja Katolik, seperti John Wycliffe, Peter Waldo, dan Jan Hus.

Akan tetapi, para sejarawan menganggap bahwa titik awal dimulainya reformasi adalah ketika Martin Luther memaku selembar kertas yang berisi 95 kritik terhadap otoritas Gereja Katolik.

Aksi ini dilakukan di depan sebuah gereja di Wittenberg, Jerman, pada 31 Oktober 1517.

Saat itu, Martin Luther dikenal sebagai seorang biarawan dan dosen di sebuah universitas di Wittenberg.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com