Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jamin Gintings: Masa Muda dan Perjuangannya

Kompas.com - 07/07/2021, 15:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Di antara misi pentingnya tersebut, ia juga bertugas mengawal perjalanan Wakil Presiden Mohammad Hatta dari Berastagi ke Bukittinggi. 

Karena terdesak oleh Belanda, Jamin Gintings memindahkan markas komando resimennya dari Suka ke Bukit Tusam, Lawe Dua, Tanah Alas, Aceh Tengah. 

Pemindahan ini guna persiapan untuk melancarkan perang gerilya terhadap pasukan Belanda yang berpusat di Kota Medan. 

Perang melawan pasukan Belanda ini kemudian dapat diakhiri melalui perundingan Renville yang ditandatangani bulan Januari 1948. 

Berdasarkan perjanjian Renville, Tanah Karo sampai perbatasan Tanah Alas dinyatakan sebagai daerah kekuasaan Belanda.

Akibatnya, pasukan Resimen IV TNI pimpinan Jamin Gintings harus mundur ke Kutacane, Aceh Tengah.

Belum berhenti di situ, peperangan kembali terjadi.

Pasukan Belanda kembali menyerang dengan melancarkan Agresi Militer Belanda II. 

Tanggal 19 Desember 1948, pasukan Belanda merebut ibukota Yogyakarta dan seluruh kota besar lainnya.

Dalam agresi kedua ini Belanda berhasil menangkap Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta. 

Pada 23 Desember 1948, Gintings menyerang pos terdepan pasukan Belanda di Tanah Karo. 

Memasuki tahun 1949, pasukan Gintings menyergap konvoi Belanda di Tigakicat dekat Kampung Berastepu.

Perang antara Indonesia-Belanda yang keduai ini berakhir dengan berbagai perundingan pada tahun 1949.

Namun selama masa perundingan pertempuran masih terus berlangsung sebelum terjadinya gencatan senjata.

Perdamaian pun tercapai pada akhir tahun 1949. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com