Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penelitian Manusia Purba di Indonesia: Tokoh, Lokasi, dan Penemuan

Kompas.com - 28/06/2021, 09:00 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Teuku Jacob adalah peneliti manusia purba dari Indonesia pertama yang memulai penelitiannya pada 1952.

la adalah salah satu murid dari von Koenigswald dan juga penerusnya dalam penelitian terhadap fosil-fosil di Indonesia.

Penelitian yang dimpimpin oleh Teuku Jacob dilakukan di daerah Sangiran dan sepanjang aliran Bengawan Solo.

Baca juga: Lokasi Penemuan Manusia Purba di Indonesia

Lokasi penemuan manusia purba di Indonesia

Jawa merupakan wilayah terpenting yang menjadi pusat lokasi penemuan fosil di Indonesia.

Manusia purba di Indonesia sebagian besar ditemukan pada lapisan Plestosen.

Berikut ini merupakan situs-situs penemuan manusia purba di Indonesia.

1. Sangiran

Sangiran terletak di kaki Gunung Lawu, sekitar 15 km dari lembah Sungai Bengawan Solo.

Situs Sangiran menyimpan kekayaan fosil-fosil purbakala, mulai dari fosil manusia purba, binatang-binatang purba, hingga hasil kebudayaan manusia prasejarah.

Penelitian di daerah ini diawali oleh P.E.C. Schemulling pada 1864, dengan meneliti fosil vertebrata.

Pada 1895, Eugene Dubois mendatangi tempat ini, tetapi tidak menemukan apa-apa.

Setelah sekian lama, von Koenigswald berhasil menemukan berbagai peralatan manusia purba.

Kemudian pada 1936, penduduk setempat menyerahkan fosil rahang kanan manusia purba kepada Koenigswald.

Inilah temuan pertama fosil manusia purba di Sangiran, dan sejak saat itu hingga 1941 von Koenigswald menemukan fosil manusia purba Homo erectus.

Dari situlah situs Sangiran menjadi sangat terkenal dan ditetapkan sebagai Warisan Dunia pada 1996.

Baca juga: Corak Kehidupan Manusia Zaman Prasejarah

2. Trinil

Trinil terletak di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Penelitian manusia purba di lokasi ini pertama kali dilakukan oleh Eugene Dubois pada 1890.

Di lokasi inilah Eugene Dubois menemukan fosil Pithecanthropus erectus berupa tulang rahang, gigi geraham, bagian atas tengkorak, serta tulang paha kiri.

3. Wajak

Nama daerah Wajak di Tulungagung mulai mengemuka setelah B.D. Reitschoten menemukan sebuah fosil tengkorak pada 1889.

Fosil yang kemudian diserahkan kepada Eugene Dubois ini kemudian dinamai Homo wajakensis.

Dubois akhirnya tinggal selama lima tahun di Wajak dan berhasil menemukan sisa fosil reptil, mamalia, serta fosil tengkorak manusia.

4. Flores

Flores merupakan salah satu pulau di gugusan Kepulauan Nusa Tenggara.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com