Sejak saat itu, Islam menjadi agama resmi dari para bangsawan dan masyarakat Bima.
Hubungan kekerabatan antara Bima dan Gowa-Tallo juga semakin kuat setelah Sultan Abdul Kahir menikahi adik ipar sultan Gowa-Tallo.
Berikut ini daftar raja-raja Kerajaan Bima saat masih bercorak Hindu.
Baca juga: Kerajaan Kendan: Sejarah, Raja-raja, dan Keruntuhan
Berikut ini daftar raja-raja Kerajaan Bima setelah berubah menjadi kesultanan Islam.
Sejak dinobatkan sebagai raja Bima pada 1620 hingga wafat pada 1640, Sultan Abdul Kahir aktif menyebarkan Islam kepada rakyatnya.
Setelah Sultan Abdul Kahir wafat, kekuasaan jatuh ke tangan putranya, I Ambela Abdul Kahir Sirajuddin.
Pada saat itu, rakyatnya dipimpin dengan berdasar pada adat dan hukum Islam.
Hal ini terus berlangsung sampai masa pemerintahan Sultan Ibrahim (1881-1915).
Baca juga: Kerajaan Selaparang: Sejarah, Masa Kejayaan, dan Keruntuhan
Sementara itu, masyarakatnya dikenal memiliki tiga sifat yang konon diwariskan oleh Sang Bima, yaitu sabar, pemalu, dan takut.
Di sisi lain, masyarakat Bima juga dibekali ilmu bertani dan berdagang untuk meningkatkan sektor ekonomi mereka.
Bahkan pada awal berdirinya kerajaan, diketahui bahwa masyarakatnya hidup makmur, serta bidang ekonomi, keagamaan, dan sosial-budayanya berkembang pesat.
Pada abad ke-19, wilayah kekuasaan Kerajaan Bima meliputi Pulau Sumbawa bagian timur, Manggarai di Pulau Flores, dan Selat Alas.
Namun, dalam catatan sejarah tidak disebutkan tentang masa kejayaan Kerajaan Bima.
Sebab, periode Kesultanan Bima selalu diwarnai perlawanan terhadap pasukan Belanda.
Kemunduran Kerajaan Bima dimulai pada 1908, saat kerajaan telah dikuasai oleh pemerintah Hindia Belanda.
Bahkan semua urusan kerajaan harus mendapat persetujuan dari pemerintah kolonial Belanda.
Kesultanan Bima kemudian berakhir pada 1951, setelah Sultan Muhammad Salahuddin wafat.
Referensi: