Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wahidin Soedirohoesodo, Penggagas Budi Utomo

Kompas.com - 22/04/2021, 14:47 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

Sumber Kemdikbud

KOMPAS.com – Wahidin Soedirohoesodo merupakan seorang pahlawan nasional yang berperan penting dalam masa pergerakan nasional.

Gagasan membentuk organisasi Budi Utomo lahir dari pemikiran seorang tokoh yang bernama Wahidin Soedirohoesodo.

Organisasi Budi Utomo adalah organisasi pemuda yang didirikan pada 20 Mei 1908 oleh Dr. Soetomo dan para mahasiswa STOVIA.

Baca juga: Kabinet Reformasi Pembangunan: Penetapan, Susunan, dan Program Kerja

Pendidikan

Wahidin Soedirohoesodo lahir di Desa Mlati, Sleman, Yogyakarta pada 7 Januari 1852.

Beliau sempat duduk di bangku sekolah dasar bernama angka loro. Sekolah yang didirikan oleh pemerintah kolonial (penjajah) untuk memberantas buta huruf.

Wahidin merupakan murid terpandai di kelasnya, sehingga pada 1864, usia 12 tahun, beliau masuk ke Sekolah Rakjat Rendah Eropa (Eurepeesche Lagere School-ELS).

Kemudian ia melanjutkan kembali sekolahnya di Tweede Europese Lagere School atau Sekolah Dasar Eropa Kedua.

Meskipun ia merupakan salah satu murid golongan priyayi rendah, Wahidin tidak rendah diri, ia bahkan lulus dengan mendapat predikat uitmuntend artinya terbaik.

Berkat kepandaiannya di bidang akademik, Wahidin pun melanjutkan sekolahnya di perguruan tinggi Batavia, Sekolah Dokter Jawa yang kemudian disebut School Tot Opeleiding Voor Inlandse Arsten (STOVIA).

Baca juga: Prasasti Yupa: Fungsi dan Isinya

Pelopor gerakan pendidikan

Setelah beliau lulus dari STOVIA, ia sukses menjadi seorang dokter hebat yang mendedikasikan dirinya untuk mengembangkan dunia pendidikan anak bangsa.

Ada dua hal pokok yang ia perjuangkan, yaitu memberikan pendidikan sebaik-baiknya kepada masyarakat dan menggugah kesadaran kebangsaan mereka.

Sebagai bagian dari aksi itu, Wahidin membuat sebuah majalah bernama Retno Dhoemilah yang berarti Permata yang Bercahaya pada Mei 1895.

Selama beliau memimpin redaksi majalah tersebut, Wahidin merasa lebih mudah dalam menyuarakan kepentingan bangsanya.

Salah satu hal penting yang ia suarakan adalah usulan membentuk lembaga beasiswa (studiefonds) yang akan dikampanyekan secara langsung dengan berkeliling Pulau Jawa.

Baca juga: Kabinet Persatuan Nasional: Latar Belakang, Susunan, dan Program Kerja

Budi Utomo

Wahidin Soedirohoesodo banyak menghabiskan waktunya untuk berkeliling di kota-kota besar di Jawa guna menyuarakan gerakan pendidikan yang ia pelopori.

Ia memberikan gagasannya tentang “dana pelajar” untuk membantu pemuda-pemuda cerdas yang tidak mendapat kesempatan dalam melanjutkan sekolah.

Namun, gagasan ini masih belum mendapat tanggapan yang cukup.

Berawal dari situ, Wahidin juga mengemukakan gagasan itu kepada para pelajar STOVIA di Jakarta, bahwa perlu didirikan organisasi untuk memajukan pendidikan dan meninggikan martabat bangsa.

Gagasan ini ternyata disambut dengan baik oleh para pelajar STOVIA, kemudian pada 20 Mei 1908, terbentuklah organisasi Budi Utomo yang didirikan oleh Dr. Soetomo dan Goenawan Mangoenkoesoemo.

Kedua tokoh tersebut merupakan pelajar dari STOVIA yang juga bersekolah bersama Wahidin Soedirohoesodo.

Referensi:

  • Harari, Yayan Rika. (2018). Wahidin Soedirohoesodo Sang Dokter Bangsa. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com