Kerajaan Hirrah didirikan oleh Banu Lakhmin sekitar tahun 182 M. Dinamai sebagai Kerajaan Hirrah karena pusat kerajaan ini terletak di Kota Hirah.
Dalam sejarah berdirinya, Kerajaan Hirrah berhasil mencapai masa emasnya setelah berhasil mengalahkan Persia, yang merupakan kerajaan kuat pada masanya.
Namun, pada akhirnya, Kerajaan Hirrah mengalami keruntuhan setelah mendapat serangan dari kaum Muslim.
Masa kejayaan
Kerajaan Hirrah mencapai masa emasnya setelah berhasil mengalahkan Persia.
Perlu diketahui, bahwa Kerajaan Hirrah bukanlah kerajaan yang merdeka, melainkan kerajaan yang berada di bawah pengawasan imperium Persia.
Kerajaan Hirrah dijadikan sebagai benteng pertahanannya dalam mengantisipasi gangguan serta serangan dari Kabilah Arab.
Setelah sekian lama Kerajaan Hirrah bersekutu dengan Persia, terjadi ketegangan di antara keduanya yang disebabkan oleh penolakan Raja Nu’man Ibnu Mundzir untuk menikahkan putrinya dengan Raja Kisra Eparwis dari Persia.
Alasannya karena Raja Nu’man menganggap bahwa pernikahan bangsa Arab dengan bangsa lain merupakan sebuah aib atau perbuatan tercela.
Karena ditolak oleh Raja Nu’man, Raja Persia pun marah dan akhirnya memanggil Raja Nu’man untuk menghadap padanya.
Maka pergilah Raja Nu’man ke Kerajaan Persia.
Bukannya berdamai, Raja Nu’man justru dijebloskan ke dalam penjara hingga akhir hayatnya.
Raja Kisra kemudian mengangkat Iyas bin Qabishah untuk menggantikan kedudukan Raja Nu’man.
Sewaktu dalam kekuasaan Raja Iyas, Kerajaan Hirrah mengalami pemberontakan besar-besaran dari bangsa Arab terhadap Persia, yang merupakan buntut dari konflik Raja Nu’man dan Raja Kisra.
Tidak lama setelahnya, terjadi peperangan yang disebut Perang Zi Qaar, yaitu peperangan antara bangsa Arab dengan Persia.
Pada saat itu, bangsa Arab bersatu padu untuk menghadapi Persia, yang dimenangi oleh bangsa Arab.
Kehidupan masyarakat
Masyarakat Kerajaan Hirrah adalah masyarakat yang memiliki kebiasaan bepergian karena berasal dari masyarakat yang nomaden (berpindah-pindah).
Kebiasaan ini membawa dampak tersendiri bagi masyarakat Hirrah, karena mereka jadi mampu mengenal berbagai wilayah di Jazirah Arab.
Selain itu, masyarakat Hirrah juga biasa berdagang ke berbagai tempat.
Di samping berdagang, masyarakat Hirrah juga mengajarkan ilmu baca dan tulis kepada setiap orang yang mereka temui saat berdagang.
Pada awalnya, masyarakat Hirrah menganut ajaran Suriah Timur.
Namun, setelah pindah ke Hirrah, tidak sedikit dari mereka yang menganut ajaran Kristen.
Ajaran Kristen yang masuk ke Hirrah tidak lain disebabkan oleh banyaknya mobilitas sosial yang terjadi di Hirrah.
Dalam hal ini, Romawilah yang berperan dalam menyebarkan ajaran Kristen di kerajaan tersebut.
Keruntuhan
Kerajaan Hirrah mulai mengalami keruntuhan setelah masuknya ajaran Islam di tengah-tengah bangsa Arab.
Saat itu, Kekhalifahan Abu Bakar Ash-Shiddiq ingin memperluas jangkauan dakwah Islam ke berbagai penjuru negeri, termasuk Hirrah.
Ia ingin menaklukkan Persia dengan mulai menaklukkan Kerajaan Hirrah terlebih dahulu.
Upaya penaklukkan Kerajaan Hirrah ini dipimpin oleh Khalid bin Walid.
Khalid bin Walid datang ke Kerajaan Hirrah dengan kepercayaan diri yang kuat. Terlebih, ia baru saja berhasil memenangkan pertempuran di Yamamah.
Hal ini lantas membuat Raja Iyas, pemimpin Kerajaan Hirrah merasa khawatir.
Raja Iyas pun meminta damai kepada pasukan Muslim yang dipimpin oleh Khalid bin Walid.
Pada akhirnya, mereka membuat sebuah perjanjian perdamaian antara kaum Muslimin dengan Kerajaan Hirrah, dengan catatan bahwa Kerajaan Hirrah harus membayar pajak kepada kaum Muslim.
Mendengar Raja Iyas berhasil ditaklukkan oleh Khalid bin Walid membuat Raja Kisra mencabut jabatan Raja Iyas.
Kedudukan Raja Iyas kemudian digantikan oleh Munzir bin Nu’man bin Munzir sebagai Raja Hirrah.
Berbeda dengan Iyas, Raja Munzir memilih untuk melakukan perlawanan terhadap kaum Muslim.
Namun, pada akhirnya, Raja Munzir memilih kabur dan akhirnya terbunuh.
Kematian Raja Munzir menjadi penyebab runtuhnya Kerajaan Hirrah.
Referensi:
https://www.kompas.com/stori/read/2023/08/13/120000579/kerajaan-hirrah-kerajaan-arab-yang-runtuh-akibat-serangan-kaum-muslim