Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ciri-ciri Masyarakat Eropa pada Abad Pertengahan

Sejarah dimulainya Abad Pertengahan ditandai dengan runtuhnya Kekaisaran Romawi Barat, yang berlangsung hingga Eropa memasuki masa pembaruan atau Renaissance (Renaisans).

Sepanjang Abad Pertengahan berlangsung, terjadi berbagai masalah di Eropa, mulai dari peperangan, kelaparan, hingga pandemi yang menyerang masyarakat Eropa. Pandemi itu adalah wabah Black Death.

Oleh sebab itu, Abad Pertengahan juga disebut sebagai Abad Kegelapan atau The Dark Ages.

Kendati demikian, masyarakat Eropa pada Abad Pertengahan berjuang sebaik mungkin untuk bisa mempertahankan kehidupan mereka. Salah satu caranya adalah dengan bekerja.

Berikut ini ciri-ciri masyarakat pada Abad Pertengahan.

Mayoritas bekerja sebagai petani

Pada Abad Pertengahan, sekitar 90 persen penduduk Eropa bekerja sebagai petani pedesaan.

Para petani ini banyak menghabiskan waktunya untuk mengolah tanah dan menanam beragam makanan untuk bertahan hidup.

Umumnya, ada petani yang memutuskan untuk berkumpul menjadi sebuah komunitas kecil, biasanya dikenal sebagai manor atau desa. Namun, ada juga petani yang tinggal di rumah bangsawan atau kastil.

Petani yang tinggal di rumah bangsawan akan diberi sebidang tanah untuk ditanam dan dipanen.

Biasanya, mereka akan menanam gandum hitam, oat, kacang polong, jelai, dan memanen tanaman.

Akan tetapi, kondisi rumah para petani yang tidak tinggal di kastil bangsawan terbilang cukup menyedihkan.

Pasalnya, rumah-rumah mereka memiliki kualitas yang buruk dibanding rumah-rumah modern yang sudah berdiri pada masa itu.

Lantai rumah para petani biasanya terbuat dari tanah, hanya ada sedikit ventilasi, dan hanya ada sedikit sumber cahaya yang dapat masuk ke dalam rumah.

Bahkan, beberapa petani juga terpaksa harus tinggal bersama sejumlah hewan ternak yang mereka pelihara.

Kendati demikian, menjelang akhir Abad Pertengahan, kondisi rumah para petani sudah mulai membaik, di mana ukurannya menjadi lebih besar yang setidaknya terdiri dari dua kamar.

Menjadi tukang kayu

Selain menjadi petani, masyarakat Eropa pada Abad Pertengahan juga bekerja sebagai tukang kayu atau yang disebut fustiers.

Tukang kayu memiliki peranan cukup penting pada masa itu, di mana mereka yang bertanggung jawab membangun perumahan dan perabotan serta menyediakan kayu bakar untuk semua rumah tangga.

Umumnya, tukang kayu sering disewa oleh pemerintah kota untuk melakukan pekerjaan kosntruksi di gedung-gedung publik.

Menariknya, pekerjaan sebagai tukang kayu pada masa itu tidak hanya dikerjakan oleh kaum laki-laki saja, tetapi juga kaum perempuan.

Wanita yang multi-peran

Wanita pada Abad Pertengahan diharuskan bekerja sebagai bawahan pria tertentu, baik ayah, suami, atau kerabat lainnya.

Adapun tiga kegiatan utama yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan yang bekerja sebagai petani adalah bercocok tanam, memelihara hewan ternak, dan membuat tekstil.

Akan tetapi, tidak semua wanita memiliki pekerjaan yang sama pada masa itu, tergantung kelas sosialnya.

Wanita kota yang kaya biasanya bekerja sebagai pedagang, sedangkan wanita kelas menengah bekerja di industri tekstil dan menjaga toko.

Sementara itu, wanita kelas rendah umumnya bekerja sebagai pembantu rumah tangga atau buruh harian.

Lebih lanjut, ada juga bukti yang memperlihatkan bahwa ternyata wanita pada Abad Pertengahan tidak hanya bertanggung jawab untuk memasak dan bersih-bersih saja.

Ada juga yang mengerjakan kegiatan rumah tangga lainnya seperti menggiling, menyembelih, dan memintal barang-barang produksi.

Bukti-bukti kegiatan tersebut dapat dilihat dari sebuah balada Inggris yang dibuat pada abad ke-15.

Balada ini menggambarkan berbagai aktivitas yang dilakukan wanita petani Inggris, mulai dari mengurus rumah, memasak, hingga melakukan pekerjaan yang umumnya dikerjakan oleh kaum laki-laki.

Peran anak-anak pada Abad Pertengahan

Sebagian besar anak Eropa yang tumbuh di Abad Pertengahan akan mengasah keterampilan mereka sedari kecil sebagai bekal mereka untuk bekerja.

Sewaktu masih belia, anak-anak ini akan lebih dulu diasuh oleh kedua orang tuanya

Namun setelah beranjak remaja, sekitar usia 12 tahun, anak-anak ini akan mulai mengambil peran yang lebih serius.

Bahkan, menurut hukum Kanon, anak-anak perempuan yang berusia 12 tahun sudah diperbolehkan untuk menikah, tetapi aturan ini hanya berlaku untuk anak-anak perempuan yang merupakan ahli waris atau berasal dari keluarga bangsawan.

Sementara untuk anak-anak petani mayoritas akan tinggal di rumah dan belajar mengembangkan keterampilan mereka dalam rumah tangga dan beternak.

Kemudian untuk anak-anak perkotaan biasanya akan pindah dari rumah mereka ke rumah sang majikan dan bekerja di sana.

Lalu, anak laki-laki keturunan bangsawan akan mempelajari keterampilan senjata dan anak gadis bangsawan akan mempelajari keterampilan dasar rumah tangga.

Setelah masa kanak-kanak berakhir, anak-anak di Eropa pada Abad Pertengahan akan mulai keluar dari rumahnya. Ada yang pindah ke rumah majikan untuk bekerja, masuk universitas, atau berkegiatan di gereja.

https://www.kompas.com/stori/read/2022/12/03/070000779/ciri-ciri-masyarakat-eropa-pada-abad-pertengahan

Terkini Lainnya

Peristiwa Haur Koneng 1993

Peristiwa Haur Koneng 1993

Stori
Tragedi Waduk Nipah 1993

Tragedi Waduk Nipah 1993

Stori
Bataviasche Nouvelles, Surat Kabar Pertama di Indonesia

Bataviasche Nouvelles, Surat Kabar Pertama di Indonesia

Stori
Waisak, seperti Maulid dan Isra Miraj Bersamaan

Waisak, seperti Maulid dan Isra Miraj Bersamaan

Stori
Ide-Ide Pembaruan Sultan Mahmud II

Ide-Ide Pembaruan Sultan Mahmud II

Stori
Perlawanan Kakiali terhadap VOC

Perlawanan Kakiali terhadap VOC

Stori
Jayeng Sekar, Organisasi Kepolisian Bentukan Daendels

Jayeng Sekar, Organisasi Kepolisian Bentukan Daendels

Stori
Abu Dujanah, Sahabat yang Membuat Nabi Muhammad Menangis

Abu Dujanah, Sahabat yang Membuat Nabi Muhammad Menangis

Stori
6 Peninggalan Kerajaan Ternate

6 Peninggalan Kerajaan Ternate

Stori
Alasan Umar bin Abdul Aziz Memerintahkan Pembukuan Hadis

Alasan Umar bin Abdul Aziz Memerintahkan Pembukuan Hadis

Stori
Pablo Picasso, Pelopor Karya Seni Rupa Kubisme

Pablo Picasso, Pelopor Karya Seni Rupa Kubisme

Stori
Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi Iran

Perbedaan Presiden dan Pemimpin Tertinggi Iran

Stori
Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Stori
4 Pahlawan Perempuan dari Jawa Tengah

4 Pahlawan Perempuan dari Jawa Tengah

Stori
Biografi Sitor Situmorang, Sastrawan Angkatan 45

Biografi Sitor Situmorang, Sastrawan Angkatan 45

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke