Peninggalan Kerajaan Kanjuruhan ini terbilang unik. Pasalnya, Prasasti Dinoyo yang ditemukan di Jawa Timur dekat Kota Malang memakai huruf Jawa Kuno menggunakan bahasa Sanskerta.
Sementara itu, isinya memberikan keterangan bahwa pada pertengahan abad ke-8, berdiri kerajaan yang berpusat di Kanjuruhan dan diperintah oleh raja Dewasimha.
Sejarah penemuan
Prasasti Dinoyo ditemukan dalam tiga bagian. Bagian tengah ditemukan di Desa Dinoyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang.
Sementara bagian atas dan bawah ditemukan di Desa Merjosari, Kabupaten Malang.
Wilayah Dinoyo sendiri diketahui sebagai kawasan pemukiman prasejarah. Selain Prasasti Dinoyo, berbagai peninggalan sejarah Kerajaan Kanjuruhan ditemukan di sana.
Adapun peninggalan yang ditemukan berupa prasasti, arca, bekas pondasi, batu bata, bekas saluran drainase, hingga gerabah.
Isi Prasasti Dinoyo
Prasasti Dinoyo berangka tahun 760 M. Ukiran pada prasasti ini cukup panjang dan sebagian besar isinya masih dapat dibaca dengan jelas.
Adapun bunyi dari Prasasti Dinoyo adalah sebagai berikut
Keterangan:
Terjemahan
Berikut adalah terjemahan Prasasti Dinoyo sesuai dengan baitnya.
Tafsir isi
Adapun isi dari Prasasti Dinoyo adalah tentang masa lalu Kota Malang. Di kota tersebut, pernah berdiri sebuah kerajaan yang disebut Kanjuruhan.
Kanjuruhan dipimpin oleh raja yang sangat bijaksana bernama Dewasimha dan memiliki putra yang bernama Sang Limwa, yang kelak menjadi penerusnya.
Adapun setelah menjadi raja, Limwa bergelar Gajayana. Gajayana ini sangat memuliakan sang Resi Agastya.
Limwa bahkan mendirikan tempat pemujaan untuk Dewa Agastya. Peresmian tempat pemujaan tersebut dilaksanakan pada 760 M dengan upacara oleh pendeta ahli Weda (agama Syiwa).
Gajayana memiliki seorang putri yang diberi nama Uttejana. Uttejana ini kelak akan menikah dengan seorang laki-laki dari kerajaan di kawasan barat.
Apabila diterjemahkan, angka 682 yang terdapat di awal prasasti adalah 682 Saka, atau dalam masehi berangka 760 M.
Selain memuat silsilah raja Kerajaan Kanjuruhan, prasasti ini juga memaparkan tentang upacara Somayajna yang bersifat Weda, dan tidak ada di Jawa Tengah.
Referensi:
https://www.kompas.com/stori/read/2021/12/09/150000579/prasasti-dinoyo-sejarah-isi-dan-terjemahan