Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hasanuddin Wahid
Sekjen PKB

Sekjen Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Anggota Komisi X DPR-RI.

Prestasi Atlet Indonesia di SEA Games 2021 dan Desain Besar Olahraga

Kompas.com - 30/05/2022, 14:25 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Model SPLISS

Apabila dijalani secara konsisten oleh pemerintahan selanjutnya, tentu saja DBON akan menjadi momentum ‘kebangkitan’ dunia olah raga kita.

Namun, dari kajian ilmiah yang dilakukan SPLISS (Sports Policy factors Leading to International Sporting Success), diketahui bahwa sebuah peta jalan dan program pengembangan olah raga perlu didukung 9 pilar atau faktor pendukung (Model SPLISS).

Sembilan pilar dalam Model SPLISS disarikan dari sekitar 100 Critical Success Factors (CSF) yang telah diidentifikasi sebagai pendorong utama keberhasilan kebijakan di bidang olahraga.

Model SPLISS telah banyak digunakan oleh negara-negara di seluruh dunia untuk mengevaluasi kebijakan olahraga.

Model ini didasarkan pada tinjauan literatur ekstensif selama 40 tahun, sebuah tolok ukur di lebih dari 20 negara termasuk survei dengan atlet, pelatih, dan direktur kinerja.

Kesembilan pilar yang ada dalam Model SPLISS adalah, pertama, dukungan keuangan. Hasil studi SPLISS menunjukkan bahwa negara-negara yang lebih banyak berinvestasi dalam olahraga menciptakan lebih banyak peluang bagi atlet untuk mencapai kesuksesan.

Kedua adalah tata kelola, struktur dan organisasi. SPLISS menemukan bahwa jumlah sumber daya yang dicurahkan untuk olahraga adalah penting.

Namun, yang juga penting adalah tata kelola organisasi olahraga dengan deskripsi tugas dan peran yang jelas, berdaya guna dan berhasil guna dengan sasaran dan tolak ukur yang jelas.

Ketiga, partisipasi masyarakat. Ini penting karena sebagian besar atlet berprestasi lahir dari anak muda berbakat di masyarakat akar rumput.

Keempat, identifikasi bakat dan sistem pengembangan. Banyak negara memiliki inisiatif pengembangan bakat dan menyiapkan program pelatihan dan kompetisi agar para atlet dapat mengembangkan karir olahraga.

Kelima, dukungan bagi atlet dan pascakarir. Berbagai negara memberikan dukungan keuangan bagi atlet untuk memenuhi biaya hidup mereka dan mempersiapkan kehidupan setelah karirnya di olahraga.

Keenam, penyediaan fasilitas pelatihan. Selain menyediakan sarana, prasarana dan peralatan pelatihan, pemerintah di banyak negara menjalin kerja sama dengan universitas, petugas medis olahraga, ilmuwan olahraga untuk mengadopsi iptek untuk kemajuan olahraga.

Ketujuh, pelatihan dan pengembangan pelatih. Pengalaman berbagai negara membuktikan bahwa kualitas dan organisasi sistem sertifikasi pelatihan, ketentuan pelatihan untuk pelatih dan tingkat komitmen waktu dan sumber daya yang dapat diberikan pelatih, sangat menunjang pencapaian prestasi atlet.

Kedelapan, kompetisi (inter) nasional. Penyelenggaraan kompetisi olahraga (inter) nasional memiliki efek positif pengayaaan pengalaman bertanding dan keberhasilan atlet di ajang internasional.

Kesembilan, penelitian ilmiah, inovasi dan teknologi. Sejalan dengan kemajuan iptek negara-negara mengambil pendekatan terkoordinasi untuk mengadopsi iptek dalam proyek-proyek olahraga yang inovatif.

Begitulah penerapan Model SPLISS di berbagai negara yang terbukti sukses mengembangkan olahraga sebagai kompetisi, olahraga sebagai industri dan olahraga untuk kesehatan warga.

Sembari bercermin pada pengalaman Thailand dan negara-negara lain yang menerapkan Model SPLISS, mudah-mudahan Indonesia semakin bisa mewujudukan DBON secara konsisten, berkualitas dan berkelnjutan.

Hanya dengan cara itu, para atlet kita akan semakin mampu berprestasi berbagai perhelatan olahraga, baik di tingkat regional seperti SEA Game, maupun di tingkat international seperti Olimpiade. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com