Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makna Filosofis Tembang Dolanan "Gundul-Gundul Pacul"

Kompas.com - 19/03/2024, 15:30 WIB
Eliza Naviana Damayanti,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sangat penting untuk diingat bahwa tembang dolanan Gundul-Gundul Pacul adalah sebuah nyanyian atau lagu berbahasa Jawa yang tampaknya memiliki makna yang sangat besar. 

Menurut ceritanya, lagu yang terkesan komedi ini sebenarnya berfungsi sebagai nasihat dan sindiran kepada penguasa.

Berikut makna filosofis tembang Gundul-Gundul Pacul!

Gundul-gundul pacul cul, gembelengan

Mahkota adalah simbol kehormatan atau kemuliaan. Artinya, orang yang tidak memiliki mahkota di sini disebut gundul. Namun, pacul atau cangkul adalah perkakas pertanian yang umum digunakan oleh masyarakat kecil. Yang menunjukkan hamba yang rendah atau sederhana.

Baca juga: Makna Filosofis Tembang Dolanan Sluku-Sluku Bathok

Orang Jawa mengatakan pacul adalah papat kang ucul, atau empat yang lepas, yang berarti kehormatan seseorang bergantung pada kemampuan untuk menggunakan empat hal ini: mata, telinga, hidung, dan mulut. Jika salah satu dari empat hal ini hilang, kehormatan seseorang akan hilang. 

Karena itu, kalimat tersebut menunjukkan bahwa pemimpin bukanlah seseorang yang memiliki mahkota, tetapi seseorang yang memiliki mata yang dapat melihat kesusahan rakyat, telinga yang mau mendengar nasihat, hidung yang dapat mencium baik dan buruk, dan mulut yang dapat mengucapkan kata-kata yang baik, bijaksana, dan adil. 

Namun, seorang pemimpin yang kehilangan empat sifat ini akan berubah menjadi orang yang sombong dan congkak. Dia tidak lagi peduli dengan kesusahan orang lain, dia tidak lagi adil dan bijaksana, dia hanya sombong tentang posisinya.

Baca juga: Makna Filosofis Tembang Dolanan E, Dayohe Teka

Nyunggi-nyunggi wakul-kul, gembelengan

Artinya adalah membawa bakul di atas kepala. Ini menunjukkan bahwa seorang pemimpin menerima amanah dari rakyat sebagai beban dan tanggung jawabnya sebagai seorang pemimpin.

Namun, setelah menerima amanah, dia malah gembelengan, sombong, dan tidak hati-hati karena merasa dia adalah seorang pemimpin yang mempunyai kedudukan yang tinggi.

Wakul ngglimpang segane dadi sak latar 

Artinya adalah bakul mengguling menyebabkan nasi tumpah semuanya memenuhi halaman. Ini menunjukkan bahwa ketika seorang pemimpin memimpin, sikapnya yang congkak, sombong, dan tidak berhati-hati membuat amanah rakyat muspra dan sia-sia.

Semuanya sia-sia karena kepemimpinannya gagal dan tidak dapat menguntungkan rakyat.

Dengan penjelasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa lagu ini secara keseluruhan tentang bagaimana orang berkomitmen pada pekerjaan mereka. Hal ini masih masuk akal ketika mereka masih anak-anak.

Namun, bermain-main tidak lagi waktunya ketika Kita sudah dewasa. Terutama dalam kasus di mana seseorang telah memikul tanggung jawab dan amanah.

Baca juga: Tembang Dolanan: Pengertian dan Contoh

Lagu Gundul-Gundul Pacul mengatakan bahwa seseorang yang tidak bisa mengendalikan hidupnya atau tidak mawas diri, cenderung bertindak sesuai keinginan mereka sendiri tanpa mempertimbangkan akibatnya, yang bisa jadi dapat merugikan banyak orang.

 

Referensi:

  • Fatmawati, B. A. (2014). Korelasi Lagu Gundul-Gundul Pacul dan Lir-Ilir dengan Ayat-Ayat Al-Quran. UIN Sunan Kalijaga.
  • Ilyas. (2021). Belajar Hidup Melalui Makna Filosofi Tembang. Semarang: CV. Pilar Nusantara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com