KOMPAS.com - Pada ekosistem laut, terdapat komponen yang saling berinteraksi dan berpengaruh antar satu dengan yang lainnya, salah satunya adalah komponen abiotik.
Komponen abiotik adalah keseluruhan komponen fisik atau bagian yang tidak hidup dari suatu lingkungan atau ekosistem.
Kemampuan organisme untuk hidup dan berkembang biak tergantung pada komponen abiotik.
Sebab, komponen abiotik merupakan medium atau substrat untuk menunjang keberlangsungan organisme.
Adapun komponen abiotik yang terdapat pada ekosistem laut adalah:
Baca juga: 4 Ekosistem Laut: Lautan, Pantai, Estauri, dan Terumbu Karang
Air adalah zat yang mengelilingi semua organisme laut, serta bagian terbesar pembentuk tubuh pada organisme akuatik.
Air juga merupakan medium tempat terjadinya berbagai reaksi kimia, baik di dalam maupun di luar tubuh organisme akuatik.
Oleh sebab itu, air memegang peranan yang dalam mendukung keberlangsungan hidup seluruh organisme akuatik.
Suhu merupakan faktor lingkungan fisik yang secara langsung berpengaruh terhadap tingkat atau laju metabolisme organisme akuatik.
Suhu memegang peranan penting dalam ekosistem laut. Di mana suhu yang sesuai dapat mengatur migrasi, pemijahan, kebiasaan makan, kecepatan renang, perkembangan larva, laju metabolisme, serta laju respirasi pada ikan.
Faktor-faktor yang memengaruhi perubahan suhu adalah curah hujan, penguapan, kelembapan udara, kecepatan angin dan intensitas radiasi matahari.
Baca juga: Pengaruh Suhu Terhadap Ikan
Cahaya matahari merupakan komponen abiotik yang berfungsi sebagai energi primer bagi ekosistem, termasuk ekosistem laut.
Faktor abiotik yang berpengaruh pada tersedianya oksigen pada lautan adalah cahaya matahari.
Pada ekosistem laut, cahaya matahari dibutuhkan dalam proses fotosintesis yang dilakukan oleh fitoplankton.
Sebagai organisme autotrof, fitoplankton mampu menghasilkan oksigen di perairan yang dapat dimanfaatkan oleh organisme lain.
Baca juga: Fitoplankton: Pengertian dan Perannya dalam Perairan
Air laut memiliki salinitas atau kadar garam karena bumi dipenuhi dengan garam mineral yang terdapat di dalam batu-batuan dan tanah.
Salinitas menentukan tingkat osmolaritas yang memengaruhi osmoregulasi pada suatu organisme.
Di mana proses tersebut dapat membantu organisme dalam menyeimbangkan zat terlarut dan air yang hilang dalam proses ekskresi.
Salinitas air laut dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti pola sirkulasi air, penguapan, curah hujan dan aliran sungai.
Baca juga: Salinitas Air Laut: Pengertian dan Faktor yang Memengaruhinya
Kadar oksigen terlarut merupakan parameter kunci kualitas air, di mana tersedianya oksigen terlarut dalam air sangat menentukan kehidupan organisme akuatik di dalamnya.
Oksigen terlarut dalam suatu perairan diperoleh melalui difusi langsung dari udara ke dalam air, serta melalui proses fotosintesis oleh fitoplankton.
Oksigen terlarut dapat mengalami fluktuasi harian dan musiman, hal tersebut bergantung pada pencampuran dan pergerakan massa air, aktivitas fotosintesis dan respirasi, serta limbah yang masuk ke dalam perairan.
Baca juga: Fitoplankton: Pengertian dan Perannya dalam Perairan
Unsur hara merupakan suatu zat berasal dari aliran sungai di muara yang terbawa hingga ke wilayah laut.
Keberadaan zat organik seperti nitrat, fosfat, dan silikat sebagai unsur hara yang terlarut dalam air laut merupakan produk siklus makanan antara produsen dan konsumen.
Perairan yang subur ditandai dengan ketersediaan unsur hara yang cukup, unsur hara dimanfaatkan oleh produsen primer seperti fitoplankton dan tumbuhan air lainnya.
Baca juga: Senyawa dan Unsur yang Terdapat pada Air Laut
Referensi:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.