Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Faktor-faktor yang Memengaruhi Keharmonisan Keluarga

Kompas.com - 26/06/2023, 12:00 WIB
Serafica Gischa

Editor

Oleh: Rina Kastori, Guru SMP Negeri 7 Muaro Jambi, Provinsi Jambi 

 

KOMPAS.com - Keharmonisan keluarga adalah suatu situasi di mana terjalinnya kasing sayang di dalam keluarga, saling memberi pengertian, dukungan, memiliki waktu bersama di dalam keluarga, dan tentunya komunikasi yang baik setiap anggota keluarga. 

Disadur dari buku Keharmonisan Keluarga Pasca Krisis (2002) oleh Cintami Farmawati, menurut Nick, keluarga harmonis adalah tempat yang menyenangkan dan positif untuk hidup, karena anggotanya telah belajar beberapa cara untuk saling memperlakukan dengan baik.

Anggota keluarga dapat saling mendapatkan dukungan, kasih sayang, dan loyalitas. Mereka dapat berbicara satu sama lain, mereka saling menghargai dan menikmati keberadaan bersama.

Baca juga: Pengertian Keharmonisan Keluarga Menurut Ahli

Dilansir dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, berikut faktor-faktor yang memengaruhi keharmonisan keluarga, yaitu: 

  • Komunikasi interpersonal

Pandangan mengenai komunikasi interpersonal yang terjadi dalam keluarga merupakan faktor yang sangat mempengaruhi keharmonisan keluarga. 

Karena komunikasi akan menjadikan seseorang mampu mengemukakan pendapat dan pandangannya, sehingga mudah untuk memahami orang lain dan sebaliknya tanpa adanya komunikasi kemungkinan besar dapat menyebabkan terjadinya kesalahpahaman yang memicu terjadinya konflik.

  • Tingkat ekonomi keluarga

Menurut beberapa penelitian, tingkat ekonomi keluarga juga merupakan salah satu faktor yang menentukan keharmonisan keluarga.

Tingkat ekonomi hanya berpengaruh terhadap kebahagian keluarga apabila berada pada taraf yang sangat rendah sehingga kebutuhan dasar saja tidak terpenuhi dan inilah nantinya yang akan menimbulkan konflik dalam keluarga.

  • Sikap orangtua

Sikap orangtua juga berpengaruh terhadap keharmonisan keluarga terutama hubungan orangtua dengan anak-anaknya. 

Orangtua dengan sikap yang otoriter akan membuat suasana dalam keluarga menjadi tegang dan anak merasa tertekan, anak tidak diberi kebebasan untuk mengeluarkan pendapatnya, semua keputusan ada ditangan orang tuanya sehingga membuat remaja itu merasa tidak mempunyai peran dan merasa kurang dihargai dan kurang kasih sayang serta memandang orang tuanya tidak bijaksana.

Orangtua yang permisif cenderung mendidik anak terlalu bebas dan tidak terkontrol karena apa yang dilakukan anak tidak pernah mendapat bimbingan dari orang tua. 

Kedua sikap tersebut cenderung memberikan peluang yang besar untuk menjadikan anak berperilaku menyimpang, sedangkan orang tua yang bersikap demokratis dapat menjadi pendorong perkembangan anak kearah yang lebih positif.

Baca juga: Faktor Penyebab Perubahan Organisasi Keluarga

  • Ukuran keluarga

Dengan jumlah anak dalam satu keluarga cara orangtua mengontrol perilaku anak, menetapkan aturan, mengasuh dan perlakuan efektif orangtua terhadap anak.

Keluarga yang lebih kecil mempunyai kemungkinan lebih besar untuk memperlakukan anaknya secara demokratis dan lebih baik untuk kelekatan anak dengan orangtua.

 

Suka baca tulisan-tulisan seperti ini? Bantu kami meningkatkan kualitas dengan mengisi survei Manfaat Kolom Skola

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com