Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proses dan Faktor Moulting (Ganti Kulit) pada Krustasea

Kompas.com - 23/06/2023, 16:00 WIB
Desi Selvia Ningrum,
Silmi Nurul Utami

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Moulting merupakan suatu aktivitas yang biasa dilakukan oleh hewan krustasea seperti udang, lobster, kepiting, dan rajungan.

Moulting adalah proses menganti cangkang lama dengan cangkang yang baru atau yang biasa disebut dengan istilah ganti kulit. 

Proses ini terjadi jika perubahan besar terhadap ukuran daging namun tidak ada perubahan besar terhadap eksoskeleton. Eksoskeleton mempunyai sifat kaku. 

Karena itu untuk menyesuaikan diri maka terjadi pelepasan eksoskeleton yang lama dengan melakukan pembentukan kembali eksoskeleton dengan bantuan kalsium.

Baca juga: Crustacea: Ciri-ciri, Klasifikasi, dan Contohnya

Bagaimana proses moulting atau proses ganti kulit pada hewan krustasea dan faktor yang memengaruhi proses tersebut? Berikut adalah penjelasannya!

  • Langkah pertama:

Mekanisme akumulasi secara keseluruhan dari cadangan bahan metabolisme.

Contoh:

Fosfor (P), kalsium (Ca), dan bahan organik ke dalam hepatopankreas yang akan dilakukan selama akhir periode setiap melakukan ganti kulit atau saat tahap intermolt akhir.

Baca juga: Mengapa Rajungan, Udang, dan Kepiting Berubah Kemerahan Saat Dimasak?

  • Langkah kedua:

Membentuk epidermis baru dan aktivitas reabsorpsi material organik dan anorganik yang berasal dari kulit lama. 

Hal ini akan dilakukan selama periode persiapan atau periode awal saat proses pergantian kulit (pre molt).

  • Langkah ketiga:

Proses pergantian epidermis lama saat melakukan pergantian kulit.

Diikuti dengan proses absorpsi air yang berasal dari media eksternal dalam jumlah cukup besar.

Baca juga: Mengenal Jaringan Tubuh Manusia

  • Langkah keempat:

Kondisi hewan krustasea akan menjadi lemah.

Hal teresebut dikarenakan hewan krustasea tidak melakukan aktivitas makan dan aktivitas yang lain, dan jika media jauh dari keadaan isosmotik, maka akan terjadi molt death syndrome (MDS).

  • Langkah kelima:

Terjadinya pembentukan serta pengerasan kulit baru.

Pembentukan tersebut berasal dari cadangan bahan anorganik dan organik yang terdapat di hemolimfe (darah) serta hepatopankreas di mana dibutuhkan setelah ganti kulit.

Baca juga: Ciri-ciri Senyawa Organik

  • Keenam, terjadinya jaringan somatik baru pada saat periode awal antar ganti kulit dan sesudahnya. 

Pada fase ini udang akan mengalami proses homeostasis (kalsium) yang berfungsi dalam stabilitas kandungan ion dalam tubuh dan di perairan (intermolt awal).

Faktor pengaruh proses moulting atau proses ganti kulit

Terdapat beberapa faktor yang dapat memengaruhi proses ganti kulit yang terjadi pada biota krustasea. Faktor tersebut meliputi faktor internal dan faktor eksternal.

  • Faktor eksternal, yaitu terdapatnya stressor, nutrisi, photoperiod, serta suhu. 
  • Faktor internal, yaitu faktor berkaitan dengan kegiatan produksi hormon ekdisteroid serta produksi MIH atau molt inhibiting hormone

Baca juga: Mengenal Arus Panas dan Arus Dingin pada Laut

Referensi:

  • Anggoro, Sutrisno. Biologi Perikanan dan Kelautan. 2021. Aceh: Syiah Kuala University Press.
  • Tamsil, Andi dan teman-teman. Biologi Perikanan. 2019. Yogyakarta: Lily Publisher.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com