KOMPAS.com - Homo erectus (H. erectus) diperkirakan hidup sekitar 1,9 juta tahun yang lalu, berdekatan dengan Zaman Pleistosen.
Kemungkinan besar manusia purba ini berasal dari Benua Afrika, meski ada kemungkinan juga mereka datang dari Eurasia.
Dilansir dari situs Encyclopaedia Britannica, Homo erectus adalah manusia bertubuh sedang yang berjalan tegak.
Bentuk tempurung otaknya kecil, dahinya agak turun ke bawah, sementara hidung dan rahangnya lebih lebar.
Jika dibandingkan dengan manusia modern (Homo sapiens), ukuran otak Homo erectus lebih kecil, namun giginya berukuran lebih besar.
Baca juga: Manusia Purba di Asia
Dalam situs Forum Arkeologi Kemdikbud, disebutkan bahwa penemuan fosil Homo erectus di Indonesia terkonsentrasi di wilayah Jawa.
Sebagai negara dengan jejak peninggalan fosil terlengkap di dunia, hampir 65 persen fosil manusia purba bisa dijumpai di Indonesia, terutama Situs Sangiran.
Agar lebih memahaminya, berikut jenis-jenis Homo erectus di Indonesia, dikutip dari laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud):
Adalah jenis H. erectus yang paling maju. Volume otaknya diperkirakan mencapai 1.100 cc, dengan bentuk atap tengkoraknya yang lebih tinggi dan bundar.
Tipe Homo erectus ini banyak ditemukan di wilayah endapan aluvial, seperti Ngandong (Blora), Selopuro (Ngawi), dan Sambungmacan (Sragen).
Baca juga: Jenis Manusia Purba yang Ditemukan di Indonesia
Adalah jenis H. erectus yang paling banyak ditemukan di Indonesia. Konstruksi tengkoraknya lebih ramping dengan dahi yang landai dan agak tonggos.
Berbeda dengan Homo erectus progresif, kapasitas otak jenis manusia purba ini berkisar 1.000 cc.
Jenis Homo erectus ini banyak ditemukan di Sangiran, Trinil (Ngawi), Kedungbrubus (Madiun), Patiayam (Kudus), dan Semedo (Tegal).
Merupakan tipe Homo erectus yang paling tua. Bentuk tubuhnya kekar dan volume otaknya sekitar 870 cc.
Jenis Homo erectus ini banyak ditemukan di lapisan lepung hitam Formasi Pucangan, grezbank Sangiran, dan pasir vulkanik di utara Perning (Mojokerto).
Baca juga: Mengapa Manusia Purba Banyak Tinggal di Tepi Sungai?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.