Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lembah Bengawan Solo, Tempat Tinggal Manusia Purba di Pulau Jawa

Kompas.com - Diperbarui 12/01/2022, 14:29 WIB
Ari Welianto

Penulis

KOMPAS-com - Manusia purba yang berada di beberapa daerah Pulau Jawa banyak tinggal di lembah Sungai Bengawan Solo.

Berdasarkan penelitian para ahli, di wilayah lembah Sungai Bengawan Solo banyak fosil-fosil manusia purba yang ditemukan.

Bengawan Solo membentang dari Wonogiri, Jawa Tengah hingga Gresik, Jawa Timur. 

Manusia purba yang ditemukan di Bengawan Solo

Dalam buku Ribuan Gunung, Ribuan Alat Batu: Prasejarah Song Keplek, Gunung Sewu, Jawa Timur (1998) karya Hubert Forestier, di Indonesia khususnya Pulau Jawa telah dihasilkan banyak penelitian tentang manusia purba.

Fosil yang pernah ditemukan di Bengawan Solo yakni:

Pithecanthropus erectus

Pithecanthropus Erectus yang ditemukan oleh Eugene Dubois merupakan fosil manusia yang pertama kali ditemukan di Indonesia. 

Pithecanthropus Erectus ditemukan di Trinil, sebuah desa di pinggir Bengawan Solo, Jawa Timur pada 1890.

Awalnya, Eugene Dubois menemukan sebagian tulang rahang. Kemudian hingga beberapa tahun setelahnya ia kembali menemukan geraham, bagian atas tengkorak, dan tulang paha kiri.

Homo Mojokertensis

Peneliti Jerman-Belanda Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald juga mengadakan penelitian di lembah sepanjang Bengawan Solo pada 1936 hingga 1941.

Sejak 1930, von Koenigswald telah menemukan sebagian besar manusia purba yang di Sangiran, Jawa Tengah

Ia menemukan sisa-sisa tempurung kepala di Sungai Bengawan Solo bersama Oppernoorth (manusia-manusia Ngandong)

Kemudian pada tahun 1936 ia menemukan fosil tengkorak anak-anak di Perning, Mojokerto, Jawa Timur. Ia menamakan manusia itu sebagai Homo Mojokertensis.

Meganthropus Paleojavanicus

Pada tahun 1941, von Koeningswald menemukan sebagian tulang rahang bawah di Sangiran dengan ukuran yang besar. Ia menyimpulkan temuannya ini sebagai manusia yang lebih tua dari Pithecanthropus Erectus.

Oleh karena itu ia menamakannya Meganthropus Paleojavanicus. 

Homo Soloensis

Selama 1931-1934, von Koeningswald bersama Weidenrich juga menemukan 11 fosil tengkorak di Ngandong, Blora, Jawa Timur.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Siapa Itu Parikesit?

Siapa Itu Parikesit?

Skola
Karakter Tokoh Wayang Kumbakarna

Karakter Tokoh Wayang Kumbakarna

Skola
Mengenal Tokoh Rahwana

Mengenal Tokoh Rahwana

Skola
Tokoh Anoman dalam Pewayangan Ramayana

Tokoh Anoman dalam Pewayangan Ramayana

Skola
Mengenal Ukara Lamba Basa Jawa

Mengenal Ukara Lamba Basa Jawa

Skola
Bedane Geguritan Gagrak Lawas lan Gagrak Anyar

Bedane Geguritan Gagrak Lawas lan Gagrak Anyar

Skola
Prinsip dan Macam-macam Tembang Jawa Tengahan

Prinsip dan Macam-macam Tembang Jawa Tengahan

Skola
Pengertian, Ciri-ciri, dan Contoh Tembang Jawa Gedhe

Pengertian, Ciri-ciri, dan Contoh Tembang Jawa Gedhe

Skola
Gaman lan Aji-Ajine Wayang

Gaman lan Aji-Ajine Wayang

Skola
Ratu, Negara, lan Patihe dalam Pewayangan

Ratu, Negara, lan Patihe dalam Pewayangan

Skola
Peran Siswa dalam Mendukung Implementasi Wawasan Kebangsaan

Peran Siswa dalam Mendukung Implementasi Wawasan Kebangsaan

Skola
Hubungan Antargatra

Hubungan Antargatra

Skola
Peran dan Ancaman dalam Membangun Integrasi Nasional

Peran dan Ancaman dalam Membangun Integrasi Nasional

Skola
Kesediaan Warga Negara untuk Melakukan Bela Negara

Kesediaan Warga Negara untuk Melakukan Bela Negara

Skola
Daerah Khusus, Daerah Istimewa, dan Otonomi Khusus

Daerah Khusus, Daerah Istimewa, dan Otonomi Khusus

Skola
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com