Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemberontakan PRRI dan Permesta

Kompas.com - 28/10/2022, 11:30 WIB
Silmi Nurul Utami

Editor

Oleh: Rina Kastori, Guru SMP Negeri 7 Muaro Jambi, Muaro Jambi, Provinsi Jambi

 

KOMPAS.com - Perjuangan Semesta atau Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta) adalah sebuah gerakan yang bersifat militer yang terjadi pada 1957 hingga 1960 di kawasan Sumatera dan Sulawesi.

Gerakan Permesta mula-mula berasal dari Kota Makassar, sebagai ibu kota Sulawesi Selatan. Setelah dukungan yang tampak memudar, gerakan ini pula berpindah ke Manado, Sulawesi Utara.

Pemberontakan PRRI dan Permesta yang terjadi di Sumatera dan Sulawesi yang disebabkan oleh adanya hubungan yang kurang harmonis antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Hal itu dikarenakan jatah keuangan yang diberikan oleh pemerintah pusat tidak sesuai anggaran yang diusulkan. Hal tersebut menimbulkan dampak ketidakpercayaan terhadap pemerintah pusat.

Baca juga: Awal Berdirinya Gerakan Permesta

Selanjutnya dibentuk gerakan dewan yaitu:

  • Dewan Banteng di Sumatera Barat dipimpin oleh Letkol Ahmad Husein
  • Dewan Gajah di Sumatera Utara dipimpin oleh Letkol Simbolon
  • Dewan Garuda di Sumatera Selatan Letkol Barlian
  • Dewan Manguhi di Sulawesi Utara dipimpin oleh Letkol Ventje Sumual

Pemberontakan PRRI dan Permesta

Puncak pemberontakan PRRI dan Permesta terjadi pada tanggal 10 Februari 1958, Ketua Dewan Banteng mengeluarkan ultimatum kepada pemerintah pusat.

Isi ultimatum tersebut adalah menyatakan bahwa Kabinet Djuanda harus mengundurkan diri dalam waktu lima kali 24 jam (lima hari).

Setelah menerima ultimatum tersebut, pemerintah pusat bertindak tegas dengan cara memberhentikan Letkol Achmad Husein secara tidak hormat.

Baca juga: 5 Usaha Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia

Oleh karena ultimatumnya ditolak pemerintah, pada 15 Februari 1958, Letkol. Ahmad Husein mengumumkan berdirinya PRRI kemudian diikuti oleh pengumuman Permesta pada 17 Februari 1958 di Sulawesi.

Untuk menumpas pemberontakan PRRI/ Permesta, pemerintah melancarkan operasi militer gabungan yang diberi nama Operasi Merdeka, dipimpin oleh Letnan Kolonel Rukminto Hendraningrat.

Operasi ini sangat kuat karena musuh memiliki persenjataan modern buatan Amerika Serikat.

Terbukti dengan ditembaknya Pesawat Angkatan Udara Revolusioner (Aurev) yang dikemudikan oleh Allan L. Pope seorang warga negara Amerika Serikat.

Pada 29 Mei 1961, Ahmad Husein dan tokoh-tokoh PRRI lainnya akhirnya menyerah.

Akhirnya, pemberontakan PRRI dan Permesta baru dapat diselesaikan pada bulan Agustus 1958, dan pada tahun 1961 pemerintah membuka kesempatan bagi sisa-sisa anggota Permesta untuk kembali Republik Indonesia pemerintah melancarkan operasi militer. 

 

Suka baca tulisan-tulisan seperti ini? Bantu kami meningkatkan kualitas dengan mengisi survei Manfaat Kolom Skola

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com