Oleh: Ani Rachman, Guru SDN No.111/IX Muhajirin, Muaro Jambi, Provinsi Jambi
KOMPAS.com - Tidak lama setelah Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, datanglah tentara Sekutu ke Indonesia.
Awalnya, kedatangan itu diterima baik oleh bangsa Indonesia. Namun, datangnya tentara Sekutu yang diboncengi Netherlands Indie Administration (NICA), mendapat penolakan dari bangsa Indonesia.
Sebab, kedatangan itu ditujukan untuk menguasai wilayah Indonesia. Akibatnya, terjadilah pertempuran antara bangsa Indonesia dan Sekutu.
Berikut beberapa usaha mempertahankan kemerdekaan Indonesia:
Tentara Sekutu yang dipimpin oleh Brigadir Jenderal Mallaby mendarat di Surabaya, pada 27 Oktober 1945.
Tentara sekutu menyerang penjara pemerintah Indonesia di Surabaya. Untuk membebaskan pihak sekutu, termasuk orang Belanda yang ditahan di dalamnya.
Baca juga: Pertempuran Surabaya, Pertempuran Indonesia Pertama setelah Proklamasi
Hal itu tentu saja menimbulkan kemarahan rakyat Surabaya. Oleh sebab itu, rakyat menyerbu berbagai pos tentara sekutu.
Pertempuran pun tidak dapat dihindarkan. Pertempuran itu menewaskan Jenderal Mallaby, dan membuat tentara Sekutu naik pitam.
Sekutu mengultimatum rakyat Surabaya agar menyerah. Ancaman itu justru dipandang sebagai penghinaan bagi rakyat Surabaya.
Pada 10 November 1945, seluruh rakyat Surabaya mengangkat senjata untuk melawan Sekutu. Pertempuran pun terjadi di mana-mana, dengan Bung Tomo sebagai pemimpin arek-arek Surabaya.
Pertempuran Ambarawa diawali dengan pendaratan tentara Sekutu di Semarang pada 20 Oktober 1945, di bawah pimpinan Brigjen Bethel.
Insiden bersenjata mulai timbul di Magelang. Berawal dari pembebasan orang Belanda yang ditahan di Magelang dan Ambarawa secara sepihak.
Baca juga: Faktor-Faktor Penyebab Pertempuran Ambarawa