Mengenal Exposure dalam Fotografi

KOMPAS.com - Fotografi secara etimologi adalah gabungan dari kata "photos" dan "graphe" yang berasal dari bahasa Yunani. Kata "photos" memiliki arti "cahaya", sedangkan "graphe" berarti menggambar.

Dari kedua kata tersebut, dapat disimpulkan bahwa makna dari istilah fotografi sendiri adalah menggambar dengan cahaya.

Berdasarkan definisi tersebut, cahaya memiliki peran yang cukup penting dalam pengambilan gambar. Tingkat cahaya atau terang yang ditangkap kamera biasa dikenal dengan istilah exposure.

Mudahnya, exposure adalah cara kamera menangkap cahaya yang ditentukan oleh kecepatan waktu menangkap cahaya, sensitivitas sensor kamera dan juga tingkat cahaya yang masuk.

Tingkat exposure dalam fotografi

Lebih lanjut, Wahyu Darsito dalam bukunya yang berjudul Dasar Fotografi Digital 3 Menguasai Exposure (2016) menjelaskan bahwa tingkat terang sebuah foto dibagi menjadi tiga, yaitu :

Baca juga: Fotografi: Pengertian, Tujuan, dan Prinsipnya

• Exposure cukup

Foto dengan tingkat exposure yang tepat Exposure Meternya akan mengarah ke angka "0". Gambar yang dihasilkan dengan exposure ini akan tampak jelas dan nyaman untuk dilihat.

• Under Exposure

Exposure Meter yang ditunjukkan dari gambar yang diambil akan mengarah ke angka "-". Foto akan tampak gelap karena kurangnya cahaya yang ditangkap oleh kamera. Beberapa detail gambar akan hilang atau biasa disebut dengan "clipping".

• Over Exposure (OE)

Tingkat exposure ini akan mengarah ke angka "+" pada Exposure Meter. Gambar yang dihasilkan akan terlihat sangat terang karena tingkat cahaya yang ditangkap terlalu banyak.

Beberapa detail gambar di bagian yang terlalu terang akan memudar atau biasa dikenal dengan istilah "blown out" atau "wash out".

Faktor yang memengaruhi exposure

Dikutip dari buku 7 Hari Belajar Fotografi (2015) karya Herry Tjiang, exposure memiliki tiga faktor atau elemen yang dapat mempengaruhi tingkat pencahayaan suatu gambar, yaitu ISO, Shutter Speed, dan Diafragma.

Ketiga elemen tersebut saling berkaitan dan memengaruhi satu sama lain, sehingga sering disebut dengan "Segitiga Exposure" atau "Triangle Fotografi".

Berikut penjelasannya: 

• ISO (International Standard Organization)

ISO merupakan tingkat sensitivitas atau kepekaan sensor pada kamera. Semakin tinggi ISO yang dipilih, maka semakin sedikit cahaya yang diperlukan.

Sebaliknya, semakin rendah ISO yang digunakan maka semakin banyak cahaya yang diperlukan karena sensor kamera tidak sensitif.

Namun, jika memilih ISO tinggi, efek yang dapat terjadi adalan munculnya grain atau noise pada gambar yang dihasilkan.

Baca juga: Mengenal Teknik Komposisi dalam Fotografi

• Shutter Speed

Shutter speed adalah rentang waktu yang diperlukan sensor kamera untuk menangkap cahaya.

Semakin cepat shutter speed yang digunakan, semakin pendek waktu yang digunakan sensor kamera untuk menangkap cahaya, maka semakin sedikit juga cahaya yang diterima.

Sebaliknya, semakin lama shutter speed yang dipilih, semakin panjang rentang waktu yang ada, maka semakin banyak cahaya yang ditangkap oleh sensor kamera.

• Diafragma atau aperture (F/Stop)

Aperture merupakan lebar bukaan lensa atau diafragma. Aperture digunakan untuk mengatur tingkat atau jumlah cahaya yang masuk pada lensa.

Semakin lebar bukaan lensa atau diafragma, maka semakin banyak cahaya yang diteruskan lensa ke sensor kamera. Sebaliknya, semakin sempit bukaan lensa, maka cahaya yang diteruskan juga semakin sedikit.

Efek dari penggunaan aperture yang semakin lebar adalah efek blur pada area yang tidak berada di jarak fokus atau yang biasa disebut dengan "bokeh".

Baca juga: Macam-macam Angle Kamera dalam Fotografi