Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tari Beksan Wireng: Sejarah, Asal-Usul, Gerak Tari, dan Propertinya

Kompas.com - 12/04/2021, 18:17 WIB
Silmi Nurul Utami,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan budaya. Setiap daerah memiliki seni budaya yang berbeda-beda.

Hampir tiap daerah di Indonesia memiliki tarian yang berbeda, sesuai dengan budaya yang dianut masyarakat daerah tersebut.

Salah satu contohya adalah Tari Beksan Wireng yang berasal dari Jawa Tengah tepatnya Kasunanan Surakarta atau yang sekarang dikenal sebagai kota Solo.

Dilansir dari Perpustaan Digital Budaya Indonesia, Tari Beksan Wireng berasal dari kata beksan yang berarti tari dan wiring yang berasal dari gabungan kata wira (perwira) dan aeng (prajurit yang unggul). Jadi, Tari Beksan Wireng adalah tarian tarian perwira prajurit yang unggul.

Asal-usul tari Beksan Wireng

Nanik Sri Sumarni dalam jurnal berjudul Beksan Wireng Mangkunagaran Tahun 1757-1987: Kajian Historis menjelaskan sejarah Tari Beksan Wireng terdapat pada pupuh Sinom 15-20 dalam buku kebudayaan jawa Serat Centhini.

Baca juga: Tari Burung Enggang, Tarian Suku Dayak Kenyah

Pupuh tersebut menceritakan bahwa ada enam tari Wireng yang diciptakan pada zaman Jenggala-Kediri. Tari Beksan Wireng diciptakan oleh Lembu Amiluhur atau yang dikenal sebagai Raja Pertama Jenggala bergelar Jayanegara.

Jayanegara menciptakan Tari beksan Wireng untuk mengajarkan putranya ketangkasan dalam berperang. Putra Jayanegara naik tahta menggantikan ayahnya dan memiliki gelar Prabu Suryawisesa.

Dalam serat Centhini juga disebutkan bahwa Tari Panji Sepuh diciptakan oleh Prabu Suryawisesa Kraton Jenggala yang memiliki nama asli Panji Inukertapati.

Hal tersebut juga didukung dalam serat Kridhwayangga. Bahwa prabu Suryawisesa adalah raja yang terkenal akan kemahirannya dalam menari, menyanyi, memainkan berbagai alat musik, dan bercerita.

Penciptaan Tari Beksan Wireng Juga dieratkan dengan berdirinya Kadipaten Mangkunegaran setelah lepas dari suksesi Mataram.

Di mana Raja pertama Mangkunegaran yaitu Raden Mas Said mampu mengalahkan VOC walau membutuhkan banyak korban pribumi.

Baca juga: Beksan Lawung Ageng, Tarian Pusaka Keraton Yogyakarta

Pada saat itu R.M Said yang pada saat itu bergelar Pangeran Sambernyawa menggunakan ikrar Tiji Tibeh yaitu mati siji mati kabeh (mati satu mati semua) dan mukti siji mukti kabeh (makmur satu makmur semua).

Dengan semangat juang tersebut, bisa mengalahkan VOC dengan persenjataan api mereka yang canggih. Sehingga nama Beksan Wireng diambil dari ketangguhan para prajutit Mangkunegara dalam mengalahkan VOC.

Gerak tari

Tari Beksan Wireng adalah tari prajurit yang unggul sehingga dipentaskan secara berpasangan oleh dua orang laki-laki. Kedua orang tersebut menarikan gerakan tari yang sama dengan pakaian yang sama pula.

Tari Beksan Wireng bertemakan peperangan dan keprajuritan sehingga gerakannya terdiri dari beladiri pencak silat yang menarik dan kuat.

Pola gerakan Tari Beksan Wireng selalu sama yaitu gawang kawit (maju beksan), gawang baku (beksan), lalu terakhir gawang kawit kembali (mundur beksan).

Baca juga: Tari Topeng Malangan: Sejarah, Makna, Gerakan dan Propertinya

Properti

Kedua penari Beksan Wireng menggunakan baju layaknya seorang prajurit yang gagah berani. Penari menggunakan kathok (celana khas jawa), selendang yang dililitkan dipinggang, kain jarik atau kain batik, serta perisai dan pedang sebagai alat perang yang digunakan pada masa kerajaan.

Penari Beksan Wireng juga wajahnya dirias dengan kumis dan riasan yang menambah kegaharan serta wibawa seorang prajurit yang kuat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com